1. Memangun resep teyasing sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain.2. Jroning suko kudu eling lan waspodo (didalam suasana riang kita harus tetap waspada).3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (dalam perjalanan utk mencapai cita2 luhur kita tidak perduli dengan segala bentuk rintangan).4. Meper hardaning pancadriya (kita harus selalu menekan gelora hawa nafsu).5. heneng-hening-henung (dlm keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keheningan itulah kita akan mencapai cita2 luhur).6. Mulyo guno panca waktu (suatu kebahagiaan lahir bathin hanya bisa kita capai dengan sholat 5 waktu) 7. Menehono teken marang wong kang wuto, menehono mangan marang wong kang luwe, menehono busono marang wong kang wudo, menehono ngiyup marang wong kang kedanan (berilah ilmu agar org menjadi pintar, sejahterakanlah kehidupan masyarakat yg miskin, ajarilah kesusilaan pd org tdk punya malu, serta beri perlindungan org yg menderita).

Jumat, 12 Agustus 2011

QOLBU SALIM

Hati adalah wadah iman dan tempat tumbuhnya akhlak terpuji. Orang yang hatinya baik, maka fisiknya juga baik. Begitu juga sebaliknya. Rasul sudah mengatakannya itu kepada kita. Jadi, ada kaitan antara hati yang baik dengan fisik yang baik. Hati yang baik itulah yang disebut Qolbun Salim.
Hati yang selamat (qolbun salim) adalah akhlaknya para Nabi. Allah swt. menyebut Nabi Ibrahim sebagai orang yang memiliki qolbun salim.
Kata Allah swt., ‘Dan sesungguhnya Ibrahim termasuk golongan (Nabi Nuh), dan (ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang selamat’ (Q.s. as-Shaffat/37: 83-84).
Allah swt. memerintahkan kita untuk menunjukkan hati kita yang bersih kepada sesama saudara kita. Bahkan, terhadap orang yang memusuhi kita sekalipun.
Hanya qolbun salim yang dilihat oleh Allah swt. Kata Rasul, ‘Sesungguhnya Allah swt. tidak melihat rupa fisik kalian dan jumlah harta kalian. Namun, Allah hanya melihat kepada hati dan amal kalian’. Ini adalah hadits qudsi yang sering kita dengar, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma dengan indah menggambarkan karakter orang yang memiliki qolbun salim. Ia berkata,
‘Tidaklah hujan turun di suatu tempat, melainkan aku memuji Allah swt. dan bergembira dengan turunnya hujan itu, meskipun aku tidak memiliki kambing atau unta barang seekor pun. Tidaklah aku mendengar tentang seorang hakim yang adil, melainkan aku mendoakan kebaikan untuknya, meskipun aku tidak punya perkara peradilan yang dipimpinnya. Tidaklah aku mengerti suatu ayat dari Kitabullah, melainkan aku ingin agar orang lain mengetahui apa yang aku ketahui’.
Subhanallah…
Pantaslah, Rasulullah saw. mendoakan Ibnu Abbas dengan doa, ‘Ya Allah, berikan ia pemahaman yang baik terhadap persoalan-persoalan agama dan ajari ia takwil (penafsiran al-Quran)’.
Kita perlu meneladani Ibnu Abbas. Pemahaman-agama yang baik memang salah satu kunci memiliki qolbun salim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar