1. Memangun resep teyasing sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain.2. Jroning suko kudu eling lan waspodo (didalam suasana riang kita harus tetap waspada).3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (dalam perjalanan utk mencapai cita2 luhur kita tidak perduli dengan segala bentuk rintangan).4. Meper hardaning pancadriya (kita harus selalu menekan gelora hawa nafsu).5. heneng-hening-henung (dlm keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keheningan itulah kita akan mencapai cita2 luhur).6. Mulyo guno panca waktu (suatu kebahagiaan lahir bathin hanya bisa kita capai dengan sholat 5 waktu) 7. Menehono teken marang wong kang wuto, menehono mangan marang wong kang luwe, menehono busono marang wong kang wudo, menehono ngiyup marang wong kang kedanan (berilah ilmu agar org menjadi pintar, sejahterakanlah kehidupan masyarakat yg miskin, ajarilah kesusilaan pd org tdk punya malu, serta beri perlindungan org yg menderita).

Jumat, 19 Agustus 2011

MALAIKAT PENJAGA MANUSIA,JIN MENYERTAI DIRI

Malaikat Penjaga Manusia
Firman Allah swt :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ


Artinya : ”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar ro’du : 11)
Firman Allah lainnya :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿١٦﴾
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾


Artinya : ”Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qoff : 16 – 18)
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Didalam diri kalian terdapat malaikat malam dan malaikat siang yang saling bergantian. Mereka bertemu disaat shalat shubuh dan shalat isya lalu malaikat yang bermalam didalam dirimu naik keatas. Mereka pun ditanya Allah swt dan DiaYang Maha Mengetahui tentang mereka,”Bagaimana keadaan hamba-Ku saat kamu tinggalkan?” Mereka menjawab,”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami datangi mereka juga dalam keadaan shalat.”
Didalam menafsirkan ayat 11 suart ar Ro’du, Ibnu Katsir mengatakan bahwa dua malaikat berada di sebelah kanan dan kiri menuliskan amal-amal. Malaikat yang ada di sebelah kanan mencatat amal-amal kebaikan sementara yang berada di sebelah kiri mencatat amal-amal keburukan. Dua malaikat lainnya menjaganya dan melindunginya. Satu malaikat berada di belakangnya sedang satu lagi berada di depannya sehingga jumlah mereka ada empat malaikat di siang hari. Dan empat malaikat lainnya pada malam hari menggantikan malaikat-malaikat yang di siang hari yang terdiri dari dua malaikat penjaga dan dua malaikat pencatat, sebagaimana hadits Abu Hurairoh diatas. (Tafsir al Qur’an al Azhim juz
Tentunya penjagaan malaikat terhadap manusia dari berbagai keburukan, kecelakaan, musibah adalah atas perintah dan izin Allah swt dan berjalan sesuai dengan ketetapan-Nya atas diri orang itu. Malaikat penjaga ini tidaklah bisa mencegah segala musibah, keburukan yang telah ditetapkan Allah kepada orang itu sebagaimana disebutkan di bagian akhir ayat itu,”... Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar Ro’du : 11)
Jin Yang Menyertai Diri Manusia
Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi saw bersabda,”Tidaklah seorang dari kalian kecuali ada yang menyertainya dari kalangan jin dan dari kalangan malaikat.” mereka bertanya,”Anda juga?” beliau saw menjawab,”Saya juga akan tetapi Allah swt telah menyelamatkanku dan menjadikannya masuk islam sehingga dia tidak memerintahkanku kecuali kebaikan.”
Al Qodhi mengatakan,”Dan ketahuilah bahwa umat telah bersepakat akan perlindungan Nabi saw dari setan pada jasad, pemikiran dan lisannya.” Didalam hadits ini terdapat isyarat agar waspada terhadap fitnah setan yang menyertainya dari bisikan-bisiskan dan peneyesatannya, dan kita menjadi tahu bahwa setan iu bersama kita agar kita berhati-hati darinya dengan sekuat seluruh kemampuan kita.” (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVII hal 230 – 231)
Syeikh ’Athiyah Saqar mengatakan bahwa setiap manusia disertai oleh jin dan malaikat. Malaikat yang menyertainya adalah yang memelihara manusia sebagaimana firman Allah swt surat Ar Ro’du ayat 11 diatas dan malaikat yang menolongnya untuk kebaikan atau yang lainnya. Sedangkan jin yang menyertainya itu berusaha menyesatkannya. Sungguh Iblis telah bersumpah dengan kebesaran Allah bahwa dia akan menyesatkan manusia seluruhnya kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas. (Fatawa al Azhar juz VIII hal 63)
Setan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan
Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda,”Apabila datang Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” didalam riwayat Ibnu Khuzaimah didalam shahihnya disebutkan sabdanya saw,”Apabila malam pertama dari bulan Ramadhan maka setan-setan dibelenggu yaitu jin-jin yang durhaka..”
Jin-jin yang durhaka adalah yang secara total berbuat kejahatan. .. dikatakan bahwa hikmah dari diikat dan dibelenggunya setan adalah agar tidak membisik-bisikan kejahatan kepada orang-orang yang berpuasa. Dan tanda-tandanya adalah banyaknya orang-orang yang tenggelam didalam kemaksiatan kembali bertaubat kepada Allah swt.
Adapun apa yang terjadi sebaliknya pada sebagian mereka maka sesungguhnya itu adalah pengaruh-pengaruh dari bujuk rayu setan yang telah tenggelam didalam jiwa-jiwa orang-orang pelaku kejahatan serta menghujam didalamnya...
Al Hafizh didalam ”al Fath” mengatakan bahwa Iyadh mengatakan,”Kemungkinana bahwa lahiriyah dan hakekatnya adalah itu semua tanda bagi malaikat untuk memasuki bulan (Ramadhan) dan mengagungkan kehormatan bulan itu serta mencegah setan-setan untuk menyakiti orang-orang beriman. Dan bisa juga berarti suatu isyarat akan banyaknya pahala dan ampunan dan bahwa setan dipersempit upayanya untuk menyesatkan mereka sehinga mereka bagaikan terbelenggu.”
Dia berkata,”Kemungkinan kedua itu diperkuat dengan sabdanya saw yang diriwayatkan oleh Muslim ’pintu-pintu rahmat dibuka’ dia mengatakan bahwa lafazh ’pintu-pintu surga dibuka’ adalah ungkapan tentang apa yang dibuka Allah bagi hamba-hamba-Nya berupa ketaatan yang menjadi sebab masuknya ke surga. Sedangkan lafazh ’pintu-pintu neraka ditutup’ adalah ungkapan tentang dihindarinya dari berbagai keinginan kuat untuk melakukan maksiat yang dapat menjatuhkannya ke neraka. Sedangkan lafazh ’setan-setan dibelenggu’ adalah ungkapan akan lemahnya setan untuk melakukan penyesatan dan penghiasan terhadap syahwat.”...
Al Qurthubi mengatakan,”Apabila anda ditanya tentang bagaimana pendapatmu tentang berbagai keburukan dan kemaksiatan yang banyak terjadi di bulan Ramadhan dan seadainya setan itu dibelenggu tentunya hal itu tidaklah terjadi?” Maka jawabnya adalah ,”Sesungguhnya bahwa kemaksiatan itu akan mengecil terhadap orang-orang yang berpuasa yang memelihara syarat-syarat puasanya dan memperhatikan adab-adabnya” atau ”Dibelenggunya sebagian setan sebagaimana disebutkan didalam sebagian riwayat yaitu riwayat Tirmidzi dan Nasai bahwa mereka yang dibelenggu adalah para pemimpinnya bukan seluruh setan” atau ” maksudnya adalah ”Meminimalkan kejahatannya di dalam bulan itu”
Itu adalah perkara yang bisa diraba, maka sesungguhnya kejadian itu didalam bulan ramadhan lebih sedikit dari bulan lainnya. Jadi tidak mesti dengan dibelenggunya seluruh setan maka tidak akan terjadi satu kejahatan atau satu kemaksiatan karena disisi lain terdapat banyak sebab lainnya yang bukan dari setan seperti jiwa-jiwa yang kotor, kebiasan-kebiasaan buruk, setan manusia dan lainnya.” (Tuhfatul Ahwadzi juz II hal 219)
Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar