Thomas Robert Malthus theory which says that the population increases geometrically, while the amount of available food increases arithmetically. With a population of 216 million people, Indonesia currently require food staples at least 53 million tons of rice, 12.5 million ton, of maize and 3.0 million tons of soybeans. If not offset by growth in domestic food production significantly, can lead to lower national food security. Despite efforts to increase food production in the country today continues to be done, but the rate of increase is still not able to meet domestic food needs because of the productivity of food crops and increasing the total area of stagnant and even declining.To increase national food production, productivity can be increased by applying the technology of production, among others through the use of PLANT CULTIVATION TECHNIQUE. The low application of technology from the large gap appears cultivation production potential of research results with results obtained in the field by farmers. This is because the understanding and mastery of the application of new technology packages that less can be understood by farmers as a whole so that the application of technology in fragments (Mashar, 2000). Such as improper use of fertilizer, improved seed and how to apply maintenance that is not optimal because of poor farmers are not optimal dissemination of technology, guidance systems and poor farmers venture capital itself. In addition, because of the way aquaculture farmers applying conventional and less innovative cultivation such as the tendency to use chemical fertilizer inputs continuously, do not use crop rotation, post-harvest loss is still high 15-20% and irrigation water use inefficient. As a result, among others, have an impact on the low productivity of farming threatens the survival and competitiveness in the market continues to decline. The low productivity and competitiveness of commodity crops cultivated cause a decline in interest of farmers to develop the cultivation of food, resulting in large scale affect national production.To solve the above problems the government should provide subsidies to farmers and technology involving stakeholders in making the acceleration of change (Saragih, 2003). Technology subsidy in question is the existence of capital for farmers to obtain or may buy the technology and productivity escort cultivation technology can be mastered so completely and efficiently to post-harvest stage. For example, farmers can acquire and apply technology to increase crop productivity, for example quality seeds, balanced fertilization, pest & disease management, post harvest mechanization and facilitation as well as escort in the field.productivity improvement program in order to succeed the corn harvest is to coordinate between agencies, extension workers and farmers. This is to accelerate the adoption of new maize cultivation technology by farmer. This meant that the farmers' skills in an effort to manage their farm has also increased. Efforts to increase the productivity of corn can not run maximized if there is no coherence and coordination between farmers, extension agents, and officers from relevant agencies.
Kamis, 15 Desember 2011
Kamis, 08 Desember 2011
samudra kasih orang tua kita
Seringkali banyak orang berpikiran bahwa keberhasilan dan kebahagian yang telah diraih dalam hidup adalah buah dari kerja keras, kecerdasan, dan kesempatan yang dimiliki. Kesombongan membuat diri banyak orang merasa hanya kita lah yang mempunyai andil besar atas keberhasilan yang kita raih. Tidak banyak manusia yang menyadari bahwa doa kedua Orang tua dan campur tangan 4jj i SWT juga mempunyai peran atas kesuksesan tersebut.Ajaran Islam telah menempatkan orang tua pada posisi yang sangat mulia
” Ridho Allah terletak pada Ridho orang tua, dan murka Allah ada pada murka Orang tua”.
Dengan segala ragam pengorbanan yang tanpa batas yang telah orang tua khususnya Ibu lakukan pada kita, masihkah kita bersikap seenaknya dan tidak peduli sedikitpun kepada kedua orang tua kita atau durhaka pada mereka, naudzubillah.
Mungkin bagi kita yang belum punya anak atau rekan-rekan yang masih muda mengatakan. Pepatah jawa mengatakan ” pengorbanan orang tua kepada anak kui sak klopo tapi balas budi anak pada orang tua kui sak upo” betapa besar perbedaan itu satu buah kelapa dibanding satu butir nasi, demikian yang di perumpamakan Orang Jawa terhadap kasih sayang orang tua dan balas budi anak.
Sebagai anak pastilah tidak pernah membayangkan betapa resahnya orang tua ketika anaknya sakit, tapi bagaimana dengan kita yang melihat orang tua kita sedang sakit. Sekali lagi berbakti kepada kedua orang tua kita adalah sebuah kewajiban sebagai manusia yang sempurna, kalau kebetulan kita baru berselisih segeralah meminta maaf, meskipun kita menganggap kesalahan itu ada pada kedua Orang Tua kita. Handai bila orang tua kita terutama ibu meminta setetes susu yang telah diberikan pada kita, maka kita harus berbuat apa.....di dunia ini tidak ada satu toko dan pabri manapun yang menjual dan memproduksinya........dan yang jelas saudaraku itu semua TIDAK AKAN ORANG TUA/IBU KITA LAKUKAN..................................
SOUDARAKU..... JANGAN TUNDA LAGI, ISTIGHFAR YANG BANYAK MINTALAH AMPUN PADA KEDUA ORANG TUA KITA. DO,A KAN BELIAU BAIK YANG MASIH HIDUP ATAUPUN YANG SUDAH PULANG KE RAHMATULLAH. MUDAH-MUDAHAN KITA SMUA MENJADI ANAK YANG SOLEH DAN SOLIHAH. AMIIEN YA ROBBAL ALLAMIN.
Minggu, 27 November 2011
TAHUN BARU HIJRIYAH
Didalam tahun baru hijriah ini selayaknya, kita sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat. Dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan dan kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. Dan meninggalakan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita.Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru hijriah, tepatnya kita akan memasuki bulan muharram. Yang berarti kita akan meninggalkan tahun lalu, dan memasuki tahun baru hijriah, yakni tahun baru 1425 hijriah. Adalah tahun baru hijriah, yang mana penyambutan tahun baru ini tidak selayaknya seperti orang-orang non muslim merayakan tahun baru miladiyahnya.
Didalam tahun baru hijriah ini selayaknya, kita sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat. Dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan dan kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. Dan meninggalakan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita.Didalam tahun baru ini, kita senantiasa berusaha untu menjadi hamba Allah SWT yang taat akan perintahnya, dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala larangannya. Dan bukanlah Allah SWT telah berfirman bahwa manusia adalah hambanya yang memiliki tugas untuk beribadah. Kalaulah ditahun-tahun lalu kita masih sering melakukan berbagai kekurangan, maka marilah kita kejar kekurangan-kekurangan itu dengan semangat memperbaiki diri menuju kesempurnaan, baik itu dalam beribadah, bekerja, bermasyarakat, dan berkreasi.Dan jika dimasa-masa lalu masih banyak berbagai kemaksiatan yang kita lakukan, maka marilah kita ganti kemaksiatan itu dengan semangat memprbanyak amalan-amalan saleh. Kapan lagi kita memperbaiki diri, kalau bukan dimulai dari sekarang? Dan pantaskah kita menundanya? Padahal kita tidak tahu kapan kehidpan didunia ini berakhir?. Dan juga ingatlah!.......bahwa Allah SWT tidak menjadikan kehidupan didunia ini abadi, firmannya dalam alqur’an, surat al-anbya 34-35 : Artinya : Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu Muhammad, maka jika kalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap bernyawa akan merasakan mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada kamilah kamu sekalian dikembalikan. Ayat diatas sungguh sangat jelas menerangkan, bahwa kehidupan didunia ini tidak kekal, dan semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.Jika demikian untuk apalagi kita berlama-lama dalam kubangan kemaksiatan, dan untuk apalagi kita menunggu hari esok untuk berbuat amalan soleh. Dan bukankah kita sudah tahu bahwa ajal manusia adalah rahasia Allah SWT semata. Firmannya dalam al-Qur’an menyatakan: Artinya : “Tiap-tiap umat memiliki batasan waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak akan mengundurkannya barang sesaatpun, dan tidak dapat pula memajukannya�. Dengan ayat ini kita dapat memahami bahwa umur kita akan terus berjalan seiring jarum jam berputar, dan kesempatan? tidak akan pernah mengiringi putaran jarum jam, dan yang pasti “kesempatan itu? tidak akan pernah ada untuk kedua kalinya. Ini berarti umur kita bukannya semakin bertambah, tetapi sebaliknya dari tahun ketahun umur kita semakin berkurang.Oleh sebab itu marilah kita isi hidup kta ini dengan memperbanyak amalan soleh, belajar dengan giat, bekerja dengan ikhlas, dan beribadah dengan hanya mengharap ridho Allah SWT semata. Sekarang kita masih hidup, tetapi siapa tahu beso pagi kita akan mati. Sekarang kita masih dapat menikmati tahun baru hijriah, tetapi siapa tahu tahun depan kita akan mati.Adalah satu riwayat yang menceritakan tentang anak Umar bin khotob, kembali pulang dari sekolahnya sambil menghitung tambalan-tambalan yang melekat dibajunya yang sudah usang dan jelek. Dengan rasa kasihan umar sang Amirul mu’minin sebagai ayahnya mengirim sepucuk surat kepada bendaharawan negara, yang isinya minta agar beliau diberi pinjaman uang sebanyak 4 dirham, dengan jaminan gajinya bulan depan supaya dipotong. Kemudian bendaharawan itu mengirim surat balasan kepada umar, yang isinya demikian : “wahai umar adakah engkau telah dapat memastikan bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan?, Bagaimana kalau engkau mati sebelum melunasi hutangmu?� Membaca surat bendaharawan itu, maka seketika itu juga umar tersungkur menangis, lalu beliau menasehati anakanya dan berkata : “Wahai anaku, berangkatlah kesekolah dengan baju usangmu itu sebagaimana biasanya, karna akau tidak dapat memperhatikan umurku walaupun untuk satu jam.� Sungguh, batasan umur manusia tidak ada yang mengetahuinya, kecuali hanya Allah SWT semata.Oleh karna keterbatasan tersebut, dan karna rahasia Allah SWT semata, maka marilah kita pergunakan kesempatan hidup ini dengan meningkatkan taqwa kita kepadanya dan menambah semangat beramal ibadah yang lebih besar lagi. Kembali kepada masalah introspeksi diri dalam menyambut tahun baru hijriah, adalah sangat-sangat perlu bagi kita untuk berkaca diri, menilai dan menimbang amalan-amalan yang telah kita perbuat, penilaian dan penimbanagan ini bukan hanya untuk mengetahui seberapa besar perbuatan kita. Tapi itu semua dilakaukan untuk mengendalikan semua bentuk amalan perbuatan yang hendak kita laukakan dengan penuh pikiran, pertimbangan, dan pertanggung jawaban. Sebab dan terkadang manusia yang tidak pernah bercermin diri bagaikan binatang liar yang terlepas dari jeratan, ia akan berlari dengan sekencang-kencangnya dan melompat dengan sekuat tenaga tanpa menghiraukan kalau itu akan mebahayakannya kembali. Manusia yang demikian akan berbuat sekehendak hatinya, tanpa berpikir dan pertimbangan, yang pada akhirnya ia akan terjatuh ditempat yang sama dan meratapi perbuatannya dengan berulang-lang kali, sungguh malang nasibnya jika setiap tahun ia harus terjatuh dan terjatuh lagi ditempat yang sama.Ada satu sabda nabi yang mengutarakan tentang perbuatan yang tercela, adalah sebagai berikut : Artinya : “Tanda kecelakaan itu ada empat:
1. Tidak mengingat ingat dosa yang telah lalu, padahal dosa-dosa itu tersimpan disisi Allah SWT .
2. Menyebut nyebut segala kebaikan yang telah diperbuat padahal siapa pun tidak tahu apakah kebaikan kebaikan itu diterima atau ditolak.
3. Memandang orang yang lebih unggul dalam soal duniawi.
4. Memandang orang yang lebih rendah dalam hal agama. Allah SWT berfirman, aku menghendaki dia sedang dia tidak menhendaki diriku, maka dia aku tinggalkan.� Sungguh sangat malang dan tiada ungkapan bagi manusia yang ditinggalkan sang kholiq. Akan tetapi Allah SWT , maha bijaksana, sehingga ia tidak menghendaki hamba-hambanya terjerumus dalan kehancuran. Akan tetapi Allah SWT memberikan tuntunan hidup yang berupa agama Islam, yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran yang menuju kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.Oleh sebab itu berbahagialah bagi mereka yang memperoleh nikmat umur yang panjang dan mengisinya dengan amalan-amalan yang baik dan perbuatan-perbuatan yang bijak. Rasulullah SAW bersabda : Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya? ( HR Ahmad)? Adalah suatu tindakan yang bijak, jika manusia berbuat salah kemudian ia sadar dan memperbaiki kesalahannya dengan berbuat amalan yang baik dengan komitmen tidak akan mengulangi kesalahannya itu.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa :
1.Sebagai muslim yamg taat dengan ajaran tuhannya, hendaklah kita menyambut tahun baru hijriah ini dengan berbuat dan memperbaiki amalan-amalan kita ditahun lalu.
2.Dan hendaklah menyambut tahun baru ini dengan tidak seperti non muslim merayakan tahun baru miladiyahnya.
3.Hidup manusia semakin hari semakin berkurang, maka layaknya manusia yang taat pada tuhannya haruslah ia mempergunakan kesempatan hidupnya didunia ini dengan sebaik mungkin. Karna memang ajal manusia rahasia tuhan, dan jarum jam tidak akan pernah berbalik arah sudah sepantasnyamanusia itu memperbaiki dirinya.
Rabu, 23 November 2011
Ajaran Islam dalam semua aspeknya memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Hikmah dan tujuan ini diistilahkan oleh para ulama dengan maqashid syari’ah, yaitu berbagai maslahat yang bisa diraih seorang hamba, baik di dunia maupun di akhirat.Adapun maslahat akhirat, orang-orang shaleh ditunggu oleh kenikmatan tiada tara yang terangkum dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (hadits qudsi),
قَالَ اللَّه: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنَ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنَ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“Allah berfirman (yang artinya): Telah Aku siapkan untuk hamba-hambaKu yang shaleh kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terdetik di hati manusia.” [1]Untuk haji secara khusus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
والْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Haji yang mabrur tidak lain pahalanya adalah surga.”[2]Adapun di dunia, banyak maslahat yang bisa diperoleh umat Islam dengan menjalankan ajaran agama mereka. Dan untuk ibadah haji khususnya, ada beberapa contoh yang bisa kita sebut; seperti menambah teman, bertemu dengan ulama dan keuntungan berdagang.Di samping itu, Allah juga memberikan tanda-tanda diterimanya amal seseorang, sehingga ia bisa menyegerakan kebahagiaan di dunia sebelum akhirat dan agar ia semakin bersemangat untuk beramal.
Tidak Semua Orang Meraih Haji Mabrur. Setiap orang yang pergi berhaji mencita-citakan haji yang mabrur. Haji mabrur bukanlah sekedar haji yang sah. Mabrur berarti diterima oeh Allah, dan sah berarti menggugurkan kewajiban. Bisa jadi haji seseorang sah sehingga kewajiban berhaji baginya telah gugur, namun belum tentu hajinya diterima oleh Allah Ta’ala.Jadi, tidak semua yang hajinya sah terhitung sebagai haji mabrur. Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan, “Yang hajinya mabrur sedikit, tapi mungkin Allah memberikan karunia kepada jamaah haji yang tidak baik lantaran jamaah haji yang baik.” [3]
Tanda-Tanda Haji Mabrur
Nah, bagaimana mengetahui mabrurnya haji seseorang? Apa perbedaan antar haji yang mabrur dengan yang tidak mabrur? Tentunya yang menilai mabrur tidaknya haji seseorang adalah Allah semata. Kita tidak bisa memastikan bahwa haji seseorang adalah haji yang mabrur atau tidak. Para ulama menyebutkan ada tanda-tanda mabrurnya haji, berdasarkan keterangan al-Quran dan al-Hadits, namun itu tidak bisa memberikan kepastian mabrur tidaknya haji seseorang.Di antara tanda-tanda haji mabrur yang telah disebutkan para ulama adalah:
Pertama: Harta yang dipakai untuk haji adalah harta yang halal,[4] karena Allah tidak menerima kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik. [5]Orang yang ingin hajinya mabrur harus memastikan bahwa seluruh harta yang ia pakai untuk haji adalah harta yang halal, terutama mereka yang selama mempersiapkan biaya pelaksanaan ibadah haji tidak lepas dari transaksi dengan bank. Jika tidak, maka haji mabrur bagi mereka hanyalah jauh panggang dari api. Ibnu Rajab mengucapkan sebuah syair [6]:Jika anda haji dengan harta tak halal asalnya.Maka anda tidak berhaji, yang berhaji hanya rombongan anda.Allah tidak terima kecuali yang halal saja.Tidak semua yang haji mabrur hajinya.
Kedua: Amalan-amalannya dilakukan dengan ikhlas dan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam . Paling tidak, rukun-rukun dan kewajibannya harus dijalankan, dan semua larangan harus ditinggalkan. Jika terjadi kesalahan, maka hendaknya segera melakukan penebusnya yang telah ditentukan.Di samping itu, haji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuraih al-Qadhi, “Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah.” [7] Pada zaman dahulu ada orang yang menjalankan ibadah haji dengan berjalan kaki setiap tahun. Suatu malam ia tidur di atas kasurnya, dan ibunya memintanya untuk mengambilkan air minum. Ia merasakan berat untuk bangkit memberikan air minum kepada sang ibu. Ia pun teringat perjalanan haji yang selalu ia lakukan dengan berjalan kaki tanpa merasa berat. Ia mawas diri dan berpikir bahwa pandangan dan pujian manusialah yang telah membuat perjalanan itu ringan. Sebaliknya saat menyendiri, memberikan air minum untuk orang paling berjasa pun terasa berat. Akhirnya, ia pun menyadari bahwa dirinya telah salah.[8]
Ketiga: Hajinya dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti dzikir, shalat di Masjidil Haram, shalat pada waktunya, dan membantu teman seperjalanan.Ibnu Rajab berkata, “Maka haji mabrur adalah yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, plus menghindari perbuatan-perbuatan dosa.[9]Di antara amalan khusus yang disyariatkan untuk meraih haji mabrur adalah bersedekah dan berkata-kata baik selama haji. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang maksud haji mabrur, maka beliau menjawab,
إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلاَمِ
“Memberi makan dan berkata-kata baik.” [10]
Keempat: Tidak berbuat maksiat selama ihram.
Maksiat dilarang dalam agama kita dalam semua kondisi. Dalam kondisi ihram, larangan tersebut menjadi lebih tegas, dan jika dilanggar, maka haji mabrur yang diimpikan akan lepas.
Di antara yang dilarang selama haji adalah rafats, fusuq dan jidal. Allah berfirman,
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang diketahui, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan-bulan itu untuk mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, fusuq dan berbantah-bantahan selama mengerjakan haji.” [11]Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barang siapa yang haji dan ia tidak rafats dan tidak fusuq, ia akan kembali pada keadaannya saat dilahirkan ibunya.” [12]
Rafats adalah semua bentuk kekejian dan perkara yang tidak berguna. Termasuk di dalamnya bersenggama, bercumbu atau membicarakannya, meskipun dengan pasangan sendiri selama ihram.Fusuq adalah keluar dari ketaatan kepada Allah, apapun bentuknya. Dengan kata lain, segala bentuk maksiat adalah fusuq yang dimaksudkan dalam hadits di atas.
Jidal adalah berbantah-bantahan secara berlebihan.[13]Ketiga hal ini dilarang selama ihram. Adapun di luar waktu ihram, bersenggama dengam pasangan kembali diperbolehkan, sedangkan larangan yang lain tetap tidak boleh.
Demikian juga, orang yang ingin hajinya mabrur harus meninggalkan semua bentuk dosa selama perjalanan ibadah haji, baik berupa syirik, bid’ah maupun maksiat.
Kelima: Setelah haji menjadi lebih baik
Salah satu tanda diterimanya amal seseorang di sisi Allah adalah diberikan taufik untuk melakukan kebaikan lagi setelah amalan tersebut. Sebaliknya, jika setelah beramal saleh melakukan perbuatan buruk, maka itu adalah tanda bahwa Allah tidak menerima amalannya.[14]Ibadah haji adalah madrasah. Selama kurang lebih satu bulan para jamaah haji disibukkan oleh berbagai ibadah dan pendekatan diri kepada Allah. Untuk sementara, mereka terjauhkan dari hiruk pikuk urusan duniawi yang melalaikan. Di samping itu, mereka juga berkesempatan untuk mengambil ilmu agama yang murni dari para ulama tanah suci dan melihat praktik menjalankan agama yang benar.Logikanya, setiap orang yang menjalankan ibadah haji akan pulang dari tanah suci dalam keadaan yang lebih baik. Namun yang terjadi tidak demikian, apalagi setelah tenggang waktu yang lama dari waktu berhaji. Banyak yang tidak terlihat lagi pengaruh baik haji pada dirinya.Bertaubat setelah haji, berubah menjadi lebih baik, memiliki hati yang lebih lembut dan bersih, ilmu dan amal yang lebih mantap dan benar, kemudian istiqamah di atas kebaikan itu adalah salah satu tanda haji mabrur.Orang yang hajinya mabrur menjadikan ibadah haji sebagai titik tolak untuk membuka lembaran baru dalam menggapai ridho Allah Ta’ala. Ia akan semakin mendekat ke akhirat dan menjauhi dunia.Al-Hasan al-Bashri mengatakan, “Haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat.”[15] Ia juga mengatakan, “Tandanya adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.”[16]Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan, “Dikatakan bahwa tanda diterimanya haji adalah meninggalkan maksiat yang dahulu dilakukan, mengganti teman-teman yang buruk menjadi teman-teman yang baik, dan mengganti majlis kelalaian menjadi majlis dzikir dan kesadaran.” [17]Sekali lagi, yang menilai mabrur tidaknya haji seseorang adalah Allah semata. Para ulama hanya menjelaskan tanda-tandanya sesuai dengan ilmu yang telah Allah berikan kepada mereka. Jika tanda-tanda ini ada dalam ibadah haji anda, maka hendaknya anda bersyukur atas taufik dari Allah. Anda boleh berharap ibadah anda diterima oleh Allah, dan teruslah berdoa agar ibadah anda benar-benar diterima. Adapun jika tanda-tanda itu tidak ada, maka anda harus mawas diri, istighfar dan memperbaiki amalan anda. Wallahu a’lam
Jumat, 18 November 2011
SL-PTT BHUMI ANGLINGDARMO
Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi Ketahanan.
Pangan Nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis. Komoditi padi berperan untuk memenuhi kebutuhan pokok karbohidrat masyarakat, sedangkan jagung, dan kedelai terutama untuk memenuhikebutuhan bahan baku industri pangan olahan dan pakan.Upaya peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai yang terfokus pada penerapan SL-PTT tahun 2010 pada areal seluas 2.950.000 Ha telah berhasil menjadi pemicu dalam meningkatkan produksi padi 2,46 %, dan jagung 1,22 %.
Berdasarkan hasil penerapan SL-PTT tahun 2010, maka pada tahun 2011 fokus kegiatan tersebut akan dilanjutkan menjadi seluas 2.778.980 Ha untuk padi non hidrida, padi hibrida, padi gogo, untuk areal jagung hibrida seluas 206.730 Ha, dan areal kedelai seluas 300 ribu Ha. Pelaksanaan SL-PTT tahun 2011 akan mendapat fasilitasi/dukungan penyediaan benih padi non hibrida, padi hibrida, padi gogo, jagung hibrida, dan kedelai melalui Bantuan Benih Unggul. SL-PTT merupakan Sekolah Lapangan bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut 2Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011 spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami), mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan (melakukan/mengalami kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi. Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya di lahan usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai. Namun demikian wilayah diluar SL-PTT akan tetap dilakukan pembinaan peningkatan produksi sehingga produksi dan produktivitas tahun 2011 dapat meningkat.
Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2011
Fokus utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2011 adalah peningkatan produktivitas jagung melalui SL-PTT jagung hibrida seluas 206,73 ribu Ha. Sedangkan diluar fokus utama melalui upaya peningkatan produksi lainnya pada kawasan areal tanam seluas 2,72 juta melalui program 2011, dan carry over bantuan benih 2010 seluas 2,10 jt Ha.
Pedoman Pelaksanaan SL -PTT 2011
a. Fokus utama peningkatan produktivitas jagung melalui SL-PTT
jagung hibrida adalah upaya pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2011 yang difokuskan pada kegiatan peningkatan produktivitas jagung di kawasan areal tanam seluas 206,73 ribu Ha, melalui kegiatan SL- PTT jagung hibrida. Kegiatan peningkatan produktivitas SL-PTT jagung hibrida melibatkan 13,78 ribu kelompoktani/ unit di 25 provinsi (237 kabupaten/kota).
b. Upaya peningkatan produksi jagung diluar fokus utama
peningkatan produktivitas dan produksi dilakukan dengan pembinaan yang terkoordinasi melalui pemanfaatan carry over bantuan benih 2010 seluas 2,10 juta Ha. Upaya ini diperkirakan mampu menyumbangkan produksi pada tahun 2011 sebesar 8,54 juta ton PK. Sedangkan sisa sasaran produksi sebesar 12,17 juta ton PK diharapkan didapat dari pertanaman seluas 2,52 jt Ha, yang berasal dari CBN dan swadaya petanI.
SL-PHT KUNJANG KEDIRI
Menurut Zamzaini (2007), SLPHT adalah pertemuan petani setiap seminggu sekali untuk belajar mengenai pertanian dan permasalahannya serta mencari jalan pemecahannya. Caranya adalah dengan mengamati tanaman (termasuk hama, musuh alami, cuaca, tanah dan sebagainya), mencatat dan menggambar hasil pengamatan, mendiskusikan hasil temuan, menyimpulkan dan merencanakan tindakan selanjutnya. Setelah selesai melakukan kegiatan sekolah lapang selama satu musim, petani ini membentuk kelompok yang berfungsi sebagai pusat informasi dan penelitian dalam upaya mengamankan hamparan, sehingga kelompok selalu melakukan berbagai ujicoba untuk menemukan inovasi dalam rangka memecahkan masalah persoalan yang sedang dihadapi. SLPHT adalah suatu model percontohan latihan petani secara besar-besaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah unuk melatih petani sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk dapat digunakan memecahkan masalahnya sendiri terutama mengenai serangan organisme pengganggu tanaman, selain itu diharapkan dapat menjadi ahli lapangan PHT sehingga mampu menerapkan prinsip PHT, sekurang-kurangnya di lingkungan sawahnya sendiri (Untung, 1993).
Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Smith (1983) dalam Oka (1995) mendefinisikan PHT sebagai berikut: Pemberantasan Hama Terpadu (“Integrated Pest Control (IPC)”): adalah pengendalian hama yang menggunakan semua teknik dan metoda yang sesuai dalam cara-cara yang seharmonis-harmonisnya dan mempertahankan populasi hama dibawah tingkat yang menyebabkan kerusakan ekonomi di dalam keadaan lingkungan dan dinamika populasi spesies hama yang bersangkutan.Dalam Undang-Undang No.12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman ditetapkan bahwa dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman atau Perlindungan Tanaman digunakan sistem pengendalian hama terpadu (PHT). Dalam penjelasan undang-undang tersebut, PHT diberikan pengertian sebagai: upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam sistem ini penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir. Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan bersifat dinamis (Malik, et al. 2001).Konsep atau cara pengendalian Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan suatu konsep pengelolaan agro-ekosistem yang bertujuan untuk mempertahankan populasi hama dan kerusakan tanaman yang diakibatkannya pada aras yang tidak merugikan, dengan memadukan dan memanfaatkan semua metode pengendalian hama, termasuk pemanfatan predator dan parasitoid, varietas tahan hama, teknik bercocok tanam dan yang lain, serta bila perlu menggunakan pestisida selektif (Untung, 1993).Dalam penerapan PHT mengacu kepada empat prinsip yaitu:1). Budidaya tanaman sehat, 2). Pelestarian musuh alami, 3). Pemantauan ekosistem secara teratur, dan 4). Petani sebagai penentu keputusan pengendalian atau sebagai ahli PHT.Budidaya tanaman sehat menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan OPT, karena tanaman yang sehat cenderung mempunyai ketahanan ekologis yang lebih tinggi. Musuh alami sebagai salah satu unsur pengendali alamiah harus dikelola, dimanfaatkan dan dilestarikan keberadaannya sehingga mampu berperan secara optimal. Prinsip bahwa OPT dan musuh alami merupakan bagian integral dari ekosistem pertanian menjadi landasan pelaksanaan PHT. Musuh alami berfungsi dalam mengatur keberadaan populasi OPT sehingga selalu berada pada tingkat yang secara relatif stabil dan tidak menimbulkan kerusakan yang menyebabkan kerugian ekonomi.Untuk memantau perkembangan populasi OPT, musuh alami dan perkembangan unsur-unsur lingkungan yang lain, perlu dilakukan pemantauan secara berkelanjutan. Dengan pemantauan rutin, menganalisis hasil pemantauan dan belajar memutuskan sendiri langkah-langkah yang harus dilakukan atas dasar hasil analisis tersebut, diharapkan petani menjadi ahli PHT di lahan usahataninya.Strategi yang dapat digunakan untuk menerapkan PHT ialah:1). Perencanaan ekosistem, 2). Pengelolaan ekosistem, 3). Penerapan berbagai teknik, 4). Penerapan pengendalian teknologi spesifik lokasi. Strategi ini dapat dikembangkan di setiap daerah sesuai dengan kondisi di masing-masing daerah.
PROGRAM SL-PHT DAPAT DIRASAKAN MANFAATNYA LANGSUNG OLEH PETANI
Program yang sinergis antara pemerintah dan swasta akan mempercepat daya serap petani akan teknologi budidaya, sehingga dapat meningkatan produktifitas, dan pengembangan penalaran petani, melati jiwa kewiraswastaan, sehingga petani akan semakin maju dan dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Selasa, 15 November 2011
corn genome
The maize (corn) genome sequence is now complete.Iowa State University (ISU) Plant Sciences Institute (PSI) researchers developed methods for the assembly of sequence data and conducted much of the ongoing functional analysis work as part of a multi-institutional, $29.5 million, National Science Foundation-funded effort. PSI researcher and agronomist Patrick Schnable coordinates a team of researchers now using these data to address multiple biological questions.What the effort has so far revealed is a genome nearly as large as that of the human, containing about the same number of genes but substantially more compelx. Its dramatic complexity tested the resolve of the genome assemblers as never before due to an unprecedented number of long strings of repetitive sequence and highly conserved transposable elements-restless chunks of DNA that jump around within the genome during normal cell division. They restructure the genome, generate genetic diversity and influence gene expression patterns. Eighty-five percent of the genome consists of these repetitive pieces that provide clues to the mysteries of genetic variability and gene function.
The maize line selected for sequencing is B73, an Iowa State-originated inbred line that was highly prized for making hybrids that are used for food, feed, and a variety of industrial feedstocks, including fuel. B73, released in 1972, was the product of breeding efforts by ISU agronomy professor emeritus Wilbert Russell.
The sequence in hand is but a starting point for plant scientists, yet speaks volumes for the possibilities it stores. Within this tome lie secrets for improving agronomic efficiency that will save growers on input costs and also has potential to improve water quality. It also equips researchers with an important model for understanding the biology of dedicated biofuel grasses.
"Thereal value of a sequenced genome is that it provides us with a reference from which to assess whether naturally occurring sequence variability among individuals is responsible for differing abilities to adapt to environments. Once we recognize and understand these patterns, we will have the ability to rapidly develop diverse maize hybrids that can fit the management practices and environmental scope that corn producers experience," says William Beavis, George F. Sprague Endowed Chair of Population Genetics and interim director of ISU's Plant Sciences Institute.The maize (corn) genome sequence is now complete..
Jumat, 11 November 2011
JAGUNG: upaya peningkatan swasembada jagung nasional
Untuk mengatasi hal ini Pemerintah sering mengambil suatu kebijakan yang mengarah pada pengoptimalan hasil produksij dengan cara pemberian kredit atau bantuan modal. Seperti halnya yang dilakukan oleh Pemerintah melalui program bantuan benih yang diberikan kepada petani. Program ini biasanya dalam bentuk beberapa ragam program misalnya melalui SLPTT, BLBU, Cadangan benih nasional dan sebagainya.
Kolaborasi antar pihak terkait adalah sangat penting, yaitu peran pemerintah selakupendorong peningkatan produktifitas piahk produsen benih dan petani pemakai benih. Adanya upaya pembinaan melalui dinas pertanian terkait di tiap propinsi, kanupaten dan kecamatan yang berkolaborasi dengan pihak produsen benih untuk pengawalan program tersebut memberikan dampak yang nyata terhadap tujuan yang akan dicapai.
Petani sebagai subyek pelaku utama melakukan teknis budidaya yang diberikan oleh tim penyuluh pertanian, dan teknologi budidaya varietas unggul yang dimiliki oleh produsen benih yang dikemas dalam satu paket program akan memberikan manfaat yang secara langsung dirasakan oleh petani.
Ayo…kita teruskan kolaborasi ini …. Raih produktifitas hasil jagung yang tinggi…. Dukung swasembada jagung nasional…..mari kita wujudkan ketahanan pangan nasional kiata……
Senin, 07 November 2011
HAKEKAT IDUL ADHA BAGI KEHIDUPAN
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yg banyak. Maka dirikanlah salat krn Tuhanmu dan sembelihlah hewan . Sesungguhnya orang-orang yg membenci kamu dialah yg terputus?
Pemberian ni’mat oleh Allah kepada manusia tak terhingga. Anak isteri dan harta kekayaan adl sebagian ni’mat dari Allah. Kesehatan dan kesempatan juga ni’mat yg sangat penting. Manusia juga diberi ni’mat pangkat kedudukan jabatan dan kekuasaan. Segala yg dimiliki manusia adl ni’mat dari Allah baik berupa materi maupun non materi. Namun bersanmaan itu pula semua ni’mat tersebut sekaligus menjadi cobaan atau ujian fitnah atau bala? bagi manusia dalam kehidupannya. Allah berfirman ?Dan ketahuilah bahwasanya harta kekayaanmu dan anak-nakmu adl fitnah . Dan sesungguhnya Allah mempunyai pahala yg besar?.
Meskipun Allah memberikan ni’mat-Nya yg tak terhingga kepada manusia tetapi dalam kenyataan Allah melebihkan apa yang diberikan kepada seseorang daripada yg lain. Sehingga ada yg kaya raya cukup kaya miskin bahkan ada yang menjadi seorang papa gelandangan berteduh di kolong langit. Demikian juga ada yg menjadi penguasa ada yg rakyat jelata. Ada pimpinan/ kepala dan ada bawahan / anak buah. Ini semua juga dalam rangka cobaan bagi siapa yang benar-benar mukmin dan siapa yg hanya mukmin di bibir saja.
Salah satu bukti bahwa seorang mukmin telah lulus cobaan dalam ni’mat harta kekayaan adl ia dgn ikhlas mengunakannya utk ibadah haji. Sehingga bagi orang demikian akan memperoleh haji yg mabrur. Sedang haji mabrur pahalanya hanyalah surga sebagaimana sabda Nabi SAW ?Orang yg dapat mencapai haji yg mabrur tiada pahala yg pantas baginya selain surga?. .
Betapa gembira dan bahagianya orang kaya yg dapat mencapai haji mabrur demikian. Belum lagi jika ia sempat salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi maka tiada terkira lagi pahalanya. Namun ini konteksnya adl orang yang kaya. Sedang orang yg tidak mampu / miskin tidak perlu berkecil hati. Bagi kita yg tidak mampu maka konteksnya terkandung dalam hadis Nabi SAW berikut “Hajinya orang yg tidak mampu adalah berpuasa pada hari Arafah .?
Itulah maka sangat disayangkan bila di antara kita ada yg menyia-siakan kesempatan dari Allah yakni tidak mau berpuasa pada tanggal 9 Zul Hijjah yg disebut puasa Arafah itu.
Cobaan tentang harta kekayaan juga berkaitan dgn pelaksanaan ibadah udhiyah yakni menyembelih hewan yang terkenal dgn hewan qurban di hari raya. Karena pada hari ini Allah mensyariatkan utk ber-udhiyah {menyembelih hewan} maka hari raya ini disebut dgn hari raya Adha wa biha sumiya yaumal-adha. Demikian juga penjelasan Rasulullah SAW ?Hari raya fitrah adl pada hari manusia berbuka menyudahi puasa Ramadan. Sedangkan hari raya Adha adl pada hari manusia ber-udhiyah ? .
Maka salah satu bukti lagi bahwa seseorang lulus dari cobaan harta adl ia dgn ikhlas mau mengunakannya untuk ber-udhiyah baik itu berupa sapi kerbau maupun kambing. Ini tergantung pada kemampuan masing-masing. Seekor kambing boleh digunakan utk satu orang beserta keluarga seisi rumahnya. Sedang sapi / kerbau boleh utk tujuh orang beserta keluarga seisi rumah mereka masing-masing. Daging sembelihan ini termasuk syiar agama yakni utk dimakan menjamu tamu diberikan kepada yg meminta atau yg tidak meminta {orang mampu}. Daging ini juga boleh disimpan utk dimakan hingga hari tasyrik . Allah berfirman ?Makanlah sebagiannya dan utk memberi makan orang yg tidak meminta dan orang yg meminta?. {QS. Al-Hajj 36}.
Sementara Nabi bersabda ?Makanlah utk memberi makan dan simpanlah !?
Sementara itu cobaan besar terhadap sesuatu yg dimiliki manusia pernah dialami Abul Anbiya? Khalilurrahman Ibrahim AS. Beliau telah lulus ujian atau cobaan dari Allah. Hal ini didokumentasikan dalam Al-Qur?an ?Dan ketika Ibrahim diberi cabaan oleh Tuhannya dgn beberapa kalimat lalu Ibrahim lulus dalam cobaan itu. Allah berfirman ?Sesungguhnya Aku menjadikan kamu hai Ibrahim Imam semua manusia ..?. ?
Kelulusan Ibrahim tidak hanya dalam melaksanakan perintah Allah tetapi juga dalam kebijaksanaannya menyampaikan perintah itu kepada anaknya yg sangat dicintainya. Beliau tidak langsung mengambilnya tiba-tiba dan tidak pula mencari kelengahan atau dgn taktik menculik teror dan intimidasi. Meskipun Ibrahim memiliki massa yg banyak tetapi beliau tidak menggunakan massa agar anaknya bertekuk lutut di hadapannya. Perintah Allah disampaikannya dgn transparan penuh argumentasi Ilahiah.
Sedangkan Ismail anak yg patuh dan mengerti kedudukan orang tuanya dan posisinya sebagai anak ia tidak membangkang dan tidak bimbang. Ismail memberikan jawaban yg memancarkan keimanan tawaddu? dan tawakkal kepada Allah bukan utk menonjolkan kepahlawanan atau kegagahan mencari popularitas. Ia tidak melakukan unjuk rasa yang konfrontatif tanpa mengindahkan akhlakul karimah atau dgn kekerasan utk memprotes kehendak bapaknya.
Sungguh dua tokoh bapak dan anak ini merupakan uswah hasanah bagi umat manusia. Bahkan syariat Nabi Muhammad SAW merupakan syariat yg dulunya telah diwahyukan Allah kepada Ibrahim . Maka kita menyembelih hewan qurban di hari ?Idul Adha ini termasuk meneladani sunnah Ibrahim sebagaimana sabda Nabi SAW ?Sunnatu abikum Ibrahim.? .
?Idul Adha memiliki makna yg penting dalam kehidupan. Makna ini perlu kita renungkan dalam-dalam dan selalu kita kaji ulang agar kita lulus dari berbagai cobaan Allah. Makna ?Idul Adha tersebut
Menyadari kembali bahwa makhluk yg namanya manusia ini adl kecil belaka betapapun berbagai kebesaran disandangnya. Inilah makna kita mengumandangkan takbir Allahu akbar !
Menyadari kembali bahwa tiada yg boleh di-Tuhankan selain Allah. Menuhankan selain Allah bukanlah semata-mata menyembah berhala seperti di zaman jahiliah. Di zaman globalisasi ini orang dapat menuhankan tokoh lebih-lebih lagi si Tokoh itu sempat menjadi pucuk pimpinan partainya menjadi presiden/wakil presiden atau ketua lembaga perwakilan rakyat. Orang sekarang juga cenderung menuhankan politik dan ekonomi. Politik adalah segala-galanya dan ekonomi adl tujuan hidupnya yg sejati. Bahkan HAM menjadi acuan utama segala gerak kehidupan sementara HAT diabaikan. Inilah makna kita kumandangkan kalimah tauhid La ilaha illallah !
Menyadari kembali bahwa pada hakikatnya yg memiliki puja dan puji itu hanyalah Allah. Maka alangkah celakanya orang yg gila puja dan puji sehingga kepalanya cepat membesar dadanya melebar dan hidungnya bengah bila dipuji orang lain. Namun segera naik pitam wajah merah dan jantung berdetak melambung bila ada orang yang mencela mengkritik dan mengoreksinya. Inilah makna kita kumandangkan tahmid Wa lillahil-hamd !\Menyadari kembali bahwa manusia ini ibarat sedang melancong atau bepergian yg suatu saat rindu utk pulang ke tempat tinggal asal yakni tempat yg mula-mula dibangun rumah ibadah bagi manusia Ka?bah Baitullah. Inilah salah satu makna bagi yg istita?ah tidak menunda-nunda lagi berhaji ke Baitullah. Di sini pula manusia disadarkan kembali bahwa pada hakikatnya manusia itu satu keluarga dalam ikatan satu keimanan. Siaopa pun dia dari bangsa apapun adl saudara bila ia mukmin atau muslim. Tetapi bila seseorang itu kafir adl bukan saudara kita meskipun dia lahir dari rahim ibu yg sama. Maka orang yg pulang dari haji hendaknya menjadi uswah hasanah bagi warga sekitarnya tidak membesar-besarkan perbedaan yg dimiliki sesama muslim terutama dalam hal yg disebut furu?iyah.
Menyadari kembali bahwa segala ni’mat yg diberikan Allah pada hakikatnaya adl sebagai cobaan atau ujian. Apabila ni’mat itu diminta kembali oleh yg memberi maka manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Hari ini jadi konglomerat esok bisa jadi melarat dgn hutang bertumpuk jadi karat. Sekarang berkuasa lusa bisa jadi hina tersia-sia oleh massa. Kemaren jadi kepala kantor dgn mobil Timor entah kapan mungkin bisa jadi bahan humor krn naik sepeda bocor. Sedang ni’mat yg berupa harta hendaknya kita ikhlas utk berinfaq di jalan Allah seperti utk ber-udhiyah .
Percayalah dalam hal harta apabila kita ikhlas di jalan Allah niscaya Allah akan membalasnya dgn berlipat ganda. Tetapi jika kita justru kikir pelit tamak bahkan rakus tunggulah kekurangan kemiskinan dan kegelisahan hati selalu menghimpitnya.
Akhirnya semoga ?Idul Adha dgn berbagai ibadah yg kita laksanakan sekarang ini dapat membangunkan kembali tidur kita . Kemudian kita berihtiar lagi sekuat tenaga utk memperbanyak amal saleh sebagai pelebur amal-amal buruk selama ini. Amin !
Senin, 24 Oktober 2011
Sweet corn sweet corn sweet corn..W E E D S......................
As with many other major, sweet corn presents an ongoing management issue regarding weed control. For economy and efficiency, it is of utmost importance for farmers to view weed pests as a complex.
Specific plant pests which interfere with sweet corn production are both diverse and unpredictable in their colonization of fields. A specific plant or two may present more of a challenge for a period of time only to be
replaced by another dominant pest or a mixture of weeds with individually low populations.
Overall, thinking in terms of creating a good field management history is central to making decisions about
addressing the weed population presented during any specific year. Sweet corn production needs to be supported
by a balance involving intelligent cultural practices and modest
chemical weed control practices.
If farmers were to try to focus on one pest in isolation, they would lose their target; it is that essential to deal with
weeds as a complex. While they may feel an urge to focus on one major pest at one time or another, to limit
themselves to such treatments would more likely backfire when the complex of invaders made a resurgence after
a brief period of time. Thus, they expect to go for "the best shot" rather than a "perfect shot".
Beyond the obvious issue of pest presence, a farmer's decisions are strongly impacted by costs. Many farmers,
knowing that they can neither afford to apply herbicides for each and every significant plant pest nor expect
weed free fields, are strongly impacted by manufacturer's marketing strategies.
Common Weeds in Sweet Corn Crops
Common Name Scientific Name Life Cycle*
Monocots: Grasses and Grass-like Plants
Broadleaf Signalgrass Brachiaria platyphaylla A
Crabgrass, Large Digitaria sanguinalis A
Foxtail, Giant Setaria faberi A
Johnsongrass Sorghum halepense P
Fall Panicum Panicum dichotomiflorum A
Ryegrass, Italian Lolium multiflorum A
Shattercane Sorghum bicolor A
Dicots: Broadleaf Plants
Burcucumber Sicyos angulatus A
Cocklebur, Common Xanthium strumarium A
Milkweed, Honeyvine Ampelamus ambidus P
Morningglory, Bigroot Ipomoea pandurata P
Morningglory, Ivyleaf Ipomoea hederacea A
Pigweed, Smooth Amaranthus hybridus A
Pokeweed, Common Phytolacca americana P
Ragweed, Giant Ambrosia trifida A
Trumpetcreeper Campsis radicans P
*(A = annual, B = biennial, and P = perennial)
Controls
Biological: None available.
Cultural: Practice clean cultivation and destroy crop residues after harvesting.
Chemical
Application:
2,4-D (2,4-D or Weedar 64 4L): Application rate is 1 pt per acre or 4 lb per gallon per acre. Applied after corn and weeds emerge but before corn is 8 inches tall using ground spray. Avoid drift to sensitive crops, including
some supersweet (Sh2, SE) cultivars of sweet corn.
Alachlor (Lasso 4E or Micro-Tech 4 ME): Application rate is 2 to 4 qt / 2.5 to 3 qt per acre. Applied as preplant or preemergence by ground spray. Use higher rate for control of lambsquarters, black nightshade and
nutsedge. Restricted use pesticide.
Alachlor 2.5 to 3 + Cyanazine 1.2 to 1.6 (Lasso 4E + Bladex 80W or Bladex 4L): Application rate is 2 1/4 to 3 qt + 1 ½ to 2 lb per acre or 1.2 to 1.6 qt per acre. Applied as preplant or preemergence by ground spray.
Alachlor 2 + [Cyanazine 1.7 + Atrazine .8] (Lasso 4E + Extrazine 90 DF): Application rate is 2 qt + 2.8 lb per acre. Applied as preplant or preemergence by ground spray. Do not use if small grains or other crops are to be planted the same year or if other vegetable crops or tobacco are to be planted the next year. Sweet corn or popcorn can be planted the second year after land is treated. Follow mixing instructions carefully.
Alachlor 2.5 to 3 + Atrazine 1 to 1.5 (Lasso 4E + Atrazine 80W or Aatrex Nine O or Atrazine 4L w/
atrazine): Application rate is 2 1/4 to 3 qt +1 1/4 to 2 lb or 1.1 to 1.6 lb or 1 to 1 ½ qt per acre. Applied as preplant or preemergence by ground spray. Do not use if small grains or other crops are to be planted the same
year or if other vegetable crops or tobacco are to be planted the next year. Sweet corn or popcorn can be planted the second year after land is treated. Follow mixing instructions carefully.
Atrazine (AAtrex 4L): Application rate is 1 to 2 qt per acre. Applied after planting, but before weeds are 1 inch tall by ground spray. Do not plant any crop but corn or 18 months on land treated with 1 lb or more atrazine.
Follow mixing instructions closely. Best in combination with alachlor or metolachlor. Atrazine has been found in surface and ground water. It also injures vegetable crops planted after corn. Resistance to atrazine has occurred in certain weed species. Restricted use pesticide.
Bentazon (Basagran 4S): Application rate is 1 ½ to 2 pt per acre. Applied to small weeds by ground spray. Use 2 applications for nutsedge control. See label for precautions and rates of application and growth stage of plants to control specific weeds. Include 1 qt crop oil per acre.
Butylate + Atrazine (Sutan Plus 6.7E + Atrazine 80W or AAtrex Nine-O or Atrazine 4L): Application rate is 2.5 to 3.5 qt + 1 ½ to 2 lb or 1.3 to 1.8 lb or 1.2 to 1.6 qt per acre. Applied before planting by ground spray
and incorporated immediately. Note incorporation directions on label. Do not use if small grains or other crops are to be planted the following year. Sweet corn or popcorn can be planted the second year after land is treated
with these herbicides. Follow mixing directions carefully.
Butylate + Atrazine (Sutazine+):Application rate is 5 1/4 to 7 pt per acre. Applied before planting by ground spray and incorporated immediately. Note incorporation directions on label. Do not use if small grains or other
crops are to be planted the following year. Sweet corn or popcorn can be planted the second year after land is treated with atrazine. Follow mixing instructions carefully.
Butylate + Cyanazine (Sutan Plus 6.7E and Bladex 80W or Bladex 4L): Application rate is 3 1/4 to 4 1/4 pt + 2 to 2 ½ lb or 1 ½ to 2 qt per acre. Apply before planting by ground spray and incorporate immediately. Note
directions on label. Do not plant seed deeper than 2 inches.
Butylate + [Cyanazine + Atrazine] (Sutan + Extrazine 90 DF): Application rate is 3 2/3 pt + 2.8 lb per acre.
Apply before planting by ground spray and incorporate immediately. Note incorporation directions on label. Do not use if small grins or other crops are to be planted the following year. Sweet corn or popcorn can be planted
the second year after land is treated with atrazine. Follow mixing instructions carefully.
Cyanazine + Atrazine (Extrazine 90 DF): Application rate is 3.3 to 4.4 lb per acre. Apply as preplant or preemergent by ground spray. Do not use if small grains or other crops are to be planted the same year or if other
vegetable crops or tobacco are to be planted the next year. Sweet corn or popcorn can be planted the the second year after land is treated with these herbicides. Follow mixing instructions carefully.
Dimethenamid (Frontier 6 EC): Application rate is 1 to 2 pt per acre. Apply as preplant or preemergent by ground spray. Check label for rate adjustments for soil type. Controls many broadleaves and grasses.
Glyphosate (Roundup): Application rate is 1.5 to 3 qt per acre. Apply by ground spray. For stale seedbed preparation in reduced tillage systems.
Metholachlor + Atrazine (Bicep 4.5L or Bicep 6L): Application rate is 2.5 qt or 1.8 qt per acre. Apply as preplant or preemergent by ground spray. Do not use if small grains or other crops are to be planted the same
year or if other vegetable crops or tobacco are to be planted the next year. Sweet corn or popcorn can be planted the second year after land is treated with atrazine. Follow mixing instructions carefully.
Metolachlor + Atrazine (Dual 8E + Atrazine 80W or AAtrex Nine-O or Atrazine 4L): Application rate is 2 pt + 1 ½ to 2 lb or 1.3 to 1.8 lb or 1.2 to 1.6 qt per acre. Apply as preplant or preemergent by ground spray. Do
not use if small grains or other crops are to be planted the same year or if other vegetable crops or tobacco are to be planted the next year. Sweet corn or popcorn can be planted the second year after land is treated with atrazine. Follow mixing instructions carefully.
Metolachlor + [Cyanazine + Atrazine] (Dual 8E + Extrazine 90 DF): Application rate is 2 pt + 2.8 lb per acre. Apply as preplant or preemergent by ground spray. Do not use if small grains or other crops are to be
planted the same year or if other vegetable crops or tobacco are to be planted the next year. Sweet corn or popcorn can be planted the second year after land is treated with atrazine. Follow mixing instructions carefully.
Paraquat (Gramoxone Extra): Application rate is 2 to 3 pt per acre. Apply before, during or after planting by band or broadcast, but prior to crop emergence. Use higher rate for heavy weed infestations.
Paraquat (Gramoxone Extra [heavier strength]): Application rate is 12.8 fl oz of 3/4 pt per acre. Apply when corn is at least 10 inches tall by ground spray with nozzles arranged no higher than the lower 3 inches of corn
stalk. Shorter corn plants may be injured. Can be applied with atrazine for improved control of emerged weeds.
Sethoxydim (Poast 1.5E): Application rate is 1 pt per acre. Apply by ground spray to plants that are at least 30 inches tall. Use drop nozzles and do not apply higher than 10 inches on stalks of corn. Read lable. Caution:
Poast can kill corn if used improperly.
Johnsongrass Controls
Butylate 4 (Eradicane 6.7E or Sutan + 6.7E or Genate Plus 6.7E): Application rate is 4 ½ pt per acre. Apply preplant by ground spray when majority of plants have reached the boot-to-head stage and are 18 inches tall.
Butylate 6 (Sutan Plus 6.7E or Genate Plus 6.7E): Application rate is 7 1/3 pt per acre. Apply preplant for rhizome suppression. Incorporate immediately after application. See incorporation instructions on label. For
rhizome suppression, Sutan Plus or Genate Plus should follow several diskings. See label for specific directions. For better overall wed control, it is suggested that a broadleaf herbicide is used.
Glyphosate + EPTC 4 (Roundup + Eradicane Extra): Application rate is 1 to 3 qt and 5 1/3 pt per acre. Apply preplant by ground spray when majority of plants have reached the boot-to-head stage and are 18 inches tall. When using Roundup at 1 qt/A, apply with 0.5% nonionic surfactant before plowing under. Crops to follow this treatment include corn, soybeans, incorporated oats, wheat, barley and sorghum. Continue good cropping practices such as using a good seedling johnsongrass herbicide. A shallow cultivation (no more than half of the incorporation depth of the herbicide) helps control "escaped" seedling johnsongrass plants. Rainfall within 6
hours of applying Roundup may reduce effectiveness of this treatment. Be very careful to prevent drift of this material. Minute quantities of Roundup can cause severe damage to nearby plants. For better overall weed
control use a broadleaf herbicide. Do not apply with aerial application equipment. Do no mix, store or apply Roundup or Roundup spray solutions in galvanized steel or unlined steel (except stainless steel) containers or
spray tanks.
Sethoxydim (Poast 1.5E): Application rate is 1 pt per acre. Apply at johnsongrass seedling stage by ground spray when corn is at least 30 inches tall. Use drop nozzles and do not apply higher than 10 inches on stalks of corn. See label.
Caution: Poast can kill corn if used improperly.
Langganan:
Postingan (Atom)