Lalat bibit hanya ditemukan di daerah Jawa dan Sumatera dan dapat merusak pertanaman jagung hingga 80% dan bahkan puso. Lama hidup serangga dewasa bervariasi antara lima sampai 23 hari, serangga betina hidup dua kali lebih lama daripada yang jantan. Serangga dewasa sangat aktif terbang dan sangat tertarik pada kecambah atau tanaman yang baru muncul di atas permukaan tanah. Imago kecil dengan ukuran panjang 2,5 - 4,5 mm.Telur Imago betina mulai meletakkan telur tiga sampai lima hari setelah kawin dengan jumlah telur tujuh sampai 22 butir atau bahkan hingga 70 butir. Imago betina meletakkan selama tiga sampai tujuh hari, diletakkan secara tu-nggal, berwarna putih, memanjang, diletak-kan dibawah permu-kaan daun. Larva terdiri dari tiga instar yang berwarna putih krem pada awalnya dan selanjutnya menjadi kuning hingga kuning gelap. Larva yang baru menetas melubangi batang yang kemudian membuat terowongan, sampai dasar batang, sehingga tanaman menjadi kuning dan akhirnya mati. Pupa terdapat pada pangkal batang dekat atau di bawah permukaan tanah, umur pupa 12 hari pada pagi atau sore hari. Puparium berwarna coklat kemerah-merahan sampai coklat dengan ukuran panjang 4,1 mm.
Pengendalian
a) Hayati
- Parasitoid Trichogramma spp. Yang memarasit telur, Opius sp. Dan Tetrastichus sp. Memarasit larva
- Predator Clubiona japonicola yang merupakan predator imago.
b) Kultur Teknis
Oleh karena aktivitas lalat bibit hanya selama satu sampai dua bulan pada musim hujan, dengan mengubah waktu tanam, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan jagung, tanam serempak serangan lalat bibit dapat dihindari.
c) Varietas Resisten (SANGAT EFEKTIF DAN EFISIEN)
d) Kimiawi
Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan dengan perlakuan benih (seed dressing) yaitu thiodikarb dengan dosis 7,5-15 g b.a./kg benih atau karbofuran dengan dosis 6 g b.a./kg benih. Selanjutnya setelah tanaman berumur 5-7 hari, tanaman disemprot dengan karbosulfan dengan dosis 0,2 kg b.a./ha atau thiodikarb 0,75 kg b.a/ha. Bahan aktif lain yang dapat digunakan adalah lamda sihalotrin dan tiamethoksan. Aplikasi insektisida berbahan aktif kontak dan sistemik secara bergilir juga akan lebih efektif. Penggunaan insektisida hanya dianjurkan di daerah endemik .