1. Memangun resep teyasing sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain.2. Jroning suko kudu eling lan waspodo (didalam suasana riang kita harus tetap waspada).3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (dalam perjalanan utk mencapai cita2 luhur kita tidak perduli dengan segala bentuk rintangan).4. Meper hardaning pancadriya (kita harus selalu menekan gelora hawa nafsu).5. heneng-hening-henung (dlm keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keheningan itulah kita akan mencapai cita2 luhur).6. Mulyo guno panca waktu (suatu kebahagiaan lahir bathin hanya bisa kita capai dengan sholat 5 waktu) 7. Menehono teken marang wong kang wuto, menehono mangan marang wong kang luwe, menehono busono marang wong kang wudo, menehono ngiyup marang wong kang kedanan (berilah ilmu agar org menjadi pintar, sejahterakanlah kehidupan masyarakat yg miskin, ajarilah kesusilaan pd org tdk punya malu, serta beri perlindungan org yg menderita).

Jumat, 29 Juli 2011

4rm8

Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah
Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan pengantin baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan berarti tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke pelaminan, semuanya sudah akan terasa lain. Lepas dari ketergantungan terhadap orang tua, teman, saudara, untuk kemudian mencoba hidup bersama orang – yang mungkin – belum pernah kenal sebelumnya. Semua ini memerlukan persiapan khusus (walaupun sebelumnya sudah kenal), agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang dapat mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Diantara persiapan yang harus dilakukan oleh pasangan baru yang akan mengarungi bahtera rumah tangga:
  • Persiapan mental. Perpindahan dari dunia remaja memasuki fase dewasa – di bawah naungan perkawinan – akan sangat berpengaruh terhadap psikologis, sehingga diperlukan persiapan mental dalam menyandang jabatan baru, sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga. Kalaupun sekarang anda telah terlanjur menyandang predikat tersebut sebelum anda sempat berpikir sebelumnya, anda belum terlambat. Anda bisa memulainya dari sekarang, menyiapkan mental anda lewat buku-buku bacaan tentang cara-cara berumah tangga, atau anda dapat belajar dari orang-orang terdekat, yang dapat memberikan nasehat bagi rumah tangga anda
  • Mengenali Pasangan. Kalau dulu orang dekat anda adalah ibu, teman, atau saudara anda yang telah anda kenal sejak kecil, tetapi sekarang orang yang nomor satu bagi anda adalah pasangan anda. Walaupun pasangan anda adalah orang yang telah anda kenal sebelumnya, katakanlah dalam masa pacaran, tetapi hal ini belumlah menjamin bahwa anda telah benar-benar mengenal kepribadiannya. Keadaannya lain. Masa pacaran dengan lingkungan rumah tangga jauh berbeda. Apalagi jika pasangan anda adalah orang yang belum pernah anda kenal sebelumnya. Disini perlu adanya penyesuaian-penyesuaian. Anda harus mengenal lebih jauh bagi pasangan anda, segala kekurangan dan kelebihannya, untuk kemudian anda pahami bagaimana sebaiknya anda bersikap, tanpa harus mempersoalkan semuanya. Karena sesungguhnya anda bersama pasangan anda hidup dalam rumah tangga untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga tercipta keharmonisan.
  • Menyusun agenda Kegiatan. Kesibukan anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga tentunya akan lebih banyak menyita waktu di banding ketika anda masih sendiri. Hari-hari kemarin bisa saja anda mengikuti segala macam kegiatan yang anda sukai kapan saja anda mau. Persoalannya sekarang adalah anda tidak sendiri, kehadiran pasangan anda disamping anda tidak boleh anda abaikan. Tetapi anda tak perlu menarik diri dari aktifitas atau kegiatan yang anda butuhkan. Anda dapat membuat agenda untuk efektifitas kerja, anda pilah, dan anda pilih kegiatan apa yang sekiranya dapat anda ikuti sesuai dengan waktu yang anda miliki dengan tanpa mengganggu tugas anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga.
  • Mempelajari kesenangan pasangan. Perhatian-perhatian kecil akan mempunyai nilai tersendiri bagi pasangan anda, apalagi di awal perkawinan anda. Anda dapat melakukannya dengan mempelajari kesenangan pasangan anda, mulai dari selera makan, kebiasaan, hobi yang tersimpan dan lainnya. Tidak menjadi masalah jika ternyata apa yang disenanginya tidak anda senangi. Anda bisa mempersiapkan kopi dan makanan kesukaannya disaat pasangan anda yang punya hobi membaca sedang membuka-buka buku. Atau anda bisa sekali-kali menyisihkan waktu untuk sekedar mengantar pasangan anda berbelanja, untuk menyenangkan hatinya. Atau kalau mungkin anda bisa memadukan hobi anda yang ternyata sama, dengan demikian anda telah memasang saham kasih sayang di hati pasangan anda sebagai kesan pertama, karena kesan pertama akan selalu diingatnya. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda (kayak iklan saja). Dan anda bisa menjadikannya sebagai kebiasaan yang istimewa dalam rumah tangga anda.
  • Adaptasi lingkungan. Lingkungan keluarga, famili dan masyarakat baru sudah pasti akan anda hadapi. Anda harus bisa membawa diri untuk masuk dalam kebiasaan-kebiasaan (adat) yang ada di dalamnya. Kalau anda siap menerima kehadiran pasangan anda, berarti pula anda harus siap menerimanya bersama keluarga dan masyarakat disekitarnya. Awalnya mungkin anda akan merasa asing, kaku, tapi semuanya akan terbiasa jika anda mau membuka diri untuk bergaul dengan mereka, mengikuti adat yang ada, walaupun anda kurang menyukainya. Sehingga akan terjalin keakraban antara anda dengan keluarga, famili dan lingkungan masyarakat yang baru. Karena hakekat pernikahan bukan perkawinan antara anda dan pasangan anda, tetapi, lebih luas lagi antara keluarga anda dan keluarga pasangan anda, antara desa anda dengan desa pasangan anda, antara bahasa anda dengan bahasa pasangan anda, antara kebiasaan (adat) anda dengan kebiasaan pasangan anda. Dst.
  • Menanamkan rasa saling percaya. Tidak salah jika suatu saat anda merasa curiga dan cemburu. Tetapi harus anda ingat, faktor apa yang membuat anda cemburu dan seberapa besar porsinya. Tidak lucu jika anda melakukannya hanya dengan berdasar perasaan. Hal itu boleh saja untuk sekedar mengungkapkan rasa cinta, tetapi tidak baik juga kalau terlalu berlebihan. Sebaiknya anda menanamkan sikap saling percaya, sehingga anda akan merasa tenang, tidak diperbudak oleh perasaan sendiri. Yakinkan, bahwa pasangan anda adalah orang terbaik yang anda kenal, yang sangat anda cintai dan buktikan juga bahwa anda sangat membutuhkan kehadirannya, kemudian bersikaplah secara terbuka.
  • Musyawarah. Persoalan-persoalan yang timbul dalam rumah tangga harus dihadapi secara dewasa. Upayakan dalam memecahkan persoalan anda mengajak pasangan anda untuk bermusyawarah. Demikian juga dalam mengatur perencanaan-perencanaan dalam rumah tangga, sekecil apapun masalah yang anda hadapi, semudah apapun rencana yang anda susun. Anda bisa memilih waktu-waktu yang tepat untuk saling tukar pikiran, bisa di saat santai, nonton atau dimana saja sekiranya pasangan anda sedang dalam keadaan bugar.
  • Menciptakan suasana Islami. Suasana Islami ini bisa anda bentuk melalui penataan ruang, gerak, tingkah laku keseharian anda dan lain-lain. Sholat berjama’ah bersama pasangan anda, ngaji bersama (tidak perlu setiap waktu, cukup habis maghrib atau shubuh), mendatangi majlis ta’lim bersama dan memnbuat kegiatan yang Islami dalam rumah tangga anda. Hal ini akan menambah eratnya ikatan bathin antara anda dan pasangan anda. Dari sini akan terbentuk suasana Islami, Sakinah, Mawaddah wa Rahmah. Insya’allah.

4rm8

Siapa Tuhan Kita?

Tidak dapat dipungkiri, bahwa sesungguhnya Tuhan itu hanya satu. Meski demikian, banyak orang yang menyembah Tuhan yang berbeda-beda. Ada yang menyembah matahari sebagai Tuhannya. Ada yang menyembah Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan sebagainya. Ada juga yang hanya menyembah Allah semata.
Lalu, manakah Tuhan yang benar menurut Islam? Bagaimana ciri-cirinya? Sesungguhnya, kita tidak mengetahui sedikit pun tentang Tuhan, meski demikian, dalam Al Qur’an, Tuhan menjelaskan sifat-sifatnya.
Menurut ajaran Islam, Tuhan adalah pencipta segalanya:
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia.” [Al Baqoroh:117]
“Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.” [Ali Imran:59]
”Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?” katakanlah: “Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?” [Yunus:34]
Tuhan juga memiliki semua yang ada, baik di bumi, langit, mau pun yang ada di antara keduanya:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Al Maaidah:17]
Tuhan juga telah ada sebelum segala sesuatu ada (awal). Tuhan juga akan tetap ada, ketika yang lain telah musnah (akhir):
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al Hadiid:3]
Oleh karena itu, tidak mungkin Tuhan lahir, ketika makhluk lain sudah ada, atau pun meninggal, ketika makhluk lain masih ada. Jika ada, itu tidak lain hanyalah makhluk ciptaan Tuhan belaka.
Hanya ada satu Tuhan, yaitu: Allah.
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” [Al Maa-idah:73]
Allah tidak punya sekutu.
“Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah.” Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. [Ar Ra’d:16]
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]
Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun 91]
“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:4]
Allah Maha Mengetahui, baik yang zahir mau pun yang ghaib.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” [Al An’aam:59]
Allah Maha Kuasa. Sering kita terpukau akan kegagahan/keperkasaan seseorang. Namun mereka semua tidak ada yang kekal. Orang-orang yang besar dan ditakuti seperti Jengis Khan, Hitler, Roosevelt, semua musnah di tangan Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mematikan.
“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.” [An Nisaa:133]
“Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa`atanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” [Al Furqaan:3]
Allah Maha Mengatur. Sering kita lihat jembatan yang telah dirancang oleh para ahli dan dibangun ratusan tukang dengan tiang-tiang yang kuat, roboh seketika. Atau lalu-lintas udara yang diatur dengan radar, pengawas udara, serta pilot dan co-pilot, tetap selalu mengalami kecelakaan setiap tahunnya.
Namun tidak pernah sekalipun langit yang tanpa tiang ambruk menimpa bumi. Matahari tidak pernah menabrak bulan atau bumi, meski semuanya telah beredar selama milyaran tahun. Itulah bukti bahwa keteraturan itu terjadi karena adanya Sang Maha Pengatur: Allah.
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]
Allah juga telah memberikan banyak nikmatnya kepada manusia:
“Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” [Al Baqarah:22]
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” [Al Baqarah:164]
Itulah beberapa sifat dari Allah, Tuhan kita. Sifat-sifat Allah lainnya tercermin dalam 99 nama Allah (Asma ul Husna).

4rm7

Allah Maha Hidup (Hayaat)

Satu sifat Allah adalah Maha Hidup (Hayaat). Sifat Allah ini berbeda dengan makhluknya, misalnya: manusia.
Manusia meski saat ini hidup, namun sebelum dilahirkan mereka mati. Begitu pula saat tua, akhirnya mereka akan sekarat dan juga mati. Setiap makhluk/ciptaan Allah pasti akan merasakan mati:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” [Al 'Ankabuut 57]
Kita lihat bagaimana para pemimpin/raja-raja yang hebat seperti Fir’aun, Iskandar Agung, Julius Cesar, Jengis Khan, Hitler, dan sebagainya sudah tiada. Tergeletak dalam kubur sebagai tulang-belulang yang tidak berdaya. Sebelum lahir mereka tiada. Saat lahir, mereka bayi yang tidak berdaya yang tidak akan hidup jika tidak diberi makan oleh orang tuanya. Saat tua mereka jadi lemah dan kemudian mati tak berdaya. Kerajaan mereka sudah dimiliki orang lain.
Raja Fir’aun yang Dulu Ditakuti Sekarang Terbaring Tak Berdaya
Nabi Isa pun yang menurut orang Kristen disebut Yesus juga meninggal:
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” [Maryam 33]
Setiap hari Jum’at ketiga di bulan April, kaum Nasrani merayakan hari wafat/meninggalnya “Tuhan” mereka: Yesus dengan hari Wafatnya Isa Al Masih.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, MATI artinya: sudah hilang nyawanya; tidak hidup lagi, tidak bernyawa; padam, tidak dapat berbuat apa-apa, sudah tidak dipergunakan lagi, tidak ada gerak atau kegiatan, diam. Mati merupakan sifat yang paling lemah karena saat mati, seseorang/sesuatu tidak berdaya/lemah sama sekali. Dalam Islam, mustahil Tuhan itu lemah. Mustahil Tuhan itu mati.
Dalam Islam, Tuhan/Allah itu bersifat Maha Hidup (Hayaat). Allah itu Baqo’ / kekal dan mustahil mati/meninggal.
Bacalah kebesaran sifat Allah dalam ayat Kursi:

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah 255]
 وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.” [Al Furqaan 58]

Allah Maha Kekal. Allah adalah Raja dari Segala Raja:
 يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

“Ketika mereka keluar dari kubur; tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. Lalu Allah berfirman: “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.” [Al Mu’min 16]

4rm6

Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia.
Sebagai contoh ayat di bawah:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)
Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92]
Foto Fir'aun Ramses 2Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II Dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya.  Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.
Tulisan di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur’an yang ada dan ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Bagi yang ingin tahu lebih banyak silahkan baca buku referensi di bawah.
Jelas Al Qur’an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya.
”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya:
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An Nisaa’:82]
Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.

4rm5

Penyakit Riya, Bakhil dan Kikir

Riya
Riya adalah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia agar orang mengira dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah seperti shalat, puasa, sedekah, dan sebagainya.
Ciri-ciri riya:
Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).
Orang yang riya’, maka amal perbuatannya sia-sia belaka.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah: 264]
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” [Al Maa’uun 4-6]
Riya membuat amal sia-sia sebagaimana syirik. (HR. Ar-Rabii’)
Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Imam Al Ghazali mengumpamakan orang yang riya itu sebagai orang yang malas ketika dia hanya berdua saja dengan rajanya. Namun ketika ada budak sang raja hadir, baru dia bekerja dan berbuat baik untuk mendapat pujian dari budak-budak tersebut.
Nah orang yang riya juga begitu. Ketika hanya berdua dengan Allah Sang Raja Segala Raja, dia malas dan enggan beribadah. Tapi ketika ada manusia yang tak lebih dari hamba/budak Allah, maka dia jadi rajin shalat, bersedekah, dan sebagainya untuk mendapat pujian para budak. Adakah hal itu tidak menggelikan?
Agar terhindar dari riya, kita harus meniatkan segala amal kita untuk Allah ta’ala (Lillahi ta’ala).
Bakhil atau Kikir
Bakhil alias Kikir alias Pelit alias Medit adalah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta sehingga tidak mau bersedekah.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Ali ‘Imran 180]
Padahal segala harta kita termasuk diri kita adalah milik Allah. Saat kita lahir kita tidak punya apa-apa. Telanjang tanpa busana. Saat mati pun kita tidak membawa apa-apa kecuali beberapa helai kain yang segera membusuk bersama kita.
Sesungguhnya harta yang kita simpan itu bukan harta kita yang sejati. Saat kita mati tidak akan ada gunanya bagi kita. Begitu pula dengan harta yang kita pakai untuk hidup bermegah-megahan seperti beli mobil dan rumah mewah.
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa” [Al Lail 8-11]
Yang justru jadi harta yang bermanfaat bagi kita di akhirat nanti adalah harta yang kita belanjakan di jalan Allah atau disedekahkan. Harta tersebut akan jadi pahala yang balasannya adalah istana surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” [Al Hadiid 21]

4rm4

Amar Ma’ruf Nahi Munkar  Memerintahkan Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran

Islam bukanlah agama individual/nafsi-nafsi yang hanya mementingkan diri sendiri. Namun juga merupakan agama sosial di mana setiap anggota masyarakat harus melakukan kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar terhadap sesama. Menyuruh mengerjakan kebaikan dan Mencegah perbuatan mungkar.
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,  kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati dengan kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran.” [Al ‘Ashr 2-3]
Dari surat Al ‘Ashr di atas jelas. Selain beriman dan mengerjakan perbuatan baik, kita juga harus nasehat-menasehati dengan kebenaran dan kesabaran. Artinya kita tidak bisa diam saja melihat kemungkaran, namun dengan sabar terus menasehati agar orang-orang lain juga ikut berbuat baik dan benar dan menghentikan perbuatan mungkar.
Allah menyebut orang yang shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai penolong agamaNya
“Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” [Al Hajj 41]
Luqman juga menyuruh anaknya untuk menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar dan bersabar terhadap resiko yang mungkin dihadapi karena itu.
Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman 17]
Jika kita tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas kita dan tidak mengabulkan segala doa kita:
Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu Zar)
Allah mengutuk para pendeta Yahudi dan Nasrani karena mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar dan menyiksa mereka dengan bencana dan malapetaka.
Wahai segenap manusia, menyerulah kepada yang ma’ruf dan cegahlah dari yang mungkar sebelum kamu berdo’a kepada Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon ampunan dan tidak diampuni. Amar ma’ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi Yahudi dan rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dilaknat oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan malapetaka. (HR. Ath-Thabrani)
Kita wajib melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar serta saling nasehat-menasehati. Tidak ada yang maksum selain Nabi. Oleh karena itu, manusia biasa, ustadz, ulama, atau murobbi dan sebagainya, jika keliru, kita wajib mengkoreksinya. Jika tidak, maka nasib kita seperti para Rabi Yahudi dan Rahib Nasrani yang dilaknat Allah. Jika kemaksiatan dan kemungkaran merajalela, maka Allah menurunkan siksa yang tidak hanya menimpa orang yang zalim saja.
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” [Al Anfaal 25]
Bahkan pada shalat pun meski kita telah memilih Imam (pemimpin) yang paling alim dan paling saleh misalnya seperti Nabi Muhammad, tetap saja kita berkewajiban mengingatkan Imam jika mereka salah atau lupa dalam shalat. Apalagi jika manusia itu di bawah level Nabi seperti wali, ulama, murobi, dan sebagainya. Ini Nabi sendiri yang memerintahkan.
Bahkan Nabi menyatakan bahwa jihad paling utama adalah menyampaikan kebenaran di depan penguasa yang zalim dan kejam meski dia menanggung resiko hukuman yang amat berat.
Jihad paling afdhol ialah menyampaikan perkataan yang adil di hadapan penguasa yang zalim dan kejam. (HR. Aththusi dan Ashhabussunan)
Nabi menyatakan bahwa jika kita melihat kemungkaran, hendaknya kita merubah dengan tangan kita. Jika tidak mampu dengan lisan (ucapan) atau pun tulisan kita. Jika tidak mampu juga dengan hati (diam dan membenci dalam hati). Namun itu adalah selemah-lemahnya iman. Dengan hati ini artinya membenci dalam hati. Jika mampu dia akan merubahnya dengan lisan atau pun tangan.
“Barangsiapa melihat suatu kemungkaran hendalah ia merobah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR. Muslim)
Sayang saat ini sebagian ummat Islam untuk diam saja tidak mampu. Melainkan turut serta mendukung kemungkaran baik dengan lisan/tulisan mau pun tangan. Sebagai contoh meski Neoliberalisme yang diusung kaum kapitalis Yahudi dan Nasrani bertentangan dengan Islam,  sebagian ummat Islam justru mendukungnya karena kebodohannya. Begitu juga aliran sesat banyak yang berkembang dan didukung keberadaannya oleh sebagian Muslim. Ashobiyyah/fanatisme golongan/nasionalisme kebablasan ala NAZI yang memecah-belah ummat Islam di seluruh dunia hingga saling bunuh satu sama lain juga harus dicegah sekuat kita.
Seandainya seseorang dapat hidayah melalui kita, maka itu sangat baik bagi kita.
“Apabila Allah memberi hidayah kepada seseorang melalui upayamu, itu lebih baik bagimu daripada apa yang dijangkau matahari sejak terbit sampai terbenam.(HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi berkata bahwa bukanlah dari golongan Nabi orang yang tidak mau beramar ma’ruf nahi munkar.
Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda, tidak menghormati orang yang lebih tua, dan tidak beramar ma’ruf dan nahi mungkar. (HR. Tirmidzi)
Tentu saja dalam beramar ma’ruf nahi mungkar kita harus melakukannya dengan cara sebaik-baiknya sehingga tidak menyebabkan orang banyak menjauh.
Permudahlah (segala urusan), jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan orang menjauh. (HR. Bukhari)
Allah mengajarkan kita untuk berdebat dengan cara yang paling baik.
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka..” [Al ‘Ankabuut 46]
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” [An Nahl 125]
Bahkan jika perlu, karena menolaknya dengan cara yang sangat baik, akhirnya orang yang kita cegah itu berubah jadi teman yang setia.
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” [Fushshilat 34-35]
Tentu saja jika kita diserang, kita wajib membela diri. Namun dengan cara-cara yang baik sehingga orang banyak yang simpati. Bukan dengan cara yang menimbulkan kebencian orang banyak. Nabi Muhammad SAW sudah membuktikannya sehingga orang yang dulu jadi musuhnya seperti Umar ra, Khalid bin Walid, Wahsyi, Abu Sofyan, dan sebagainya berubah menjadi sahabatnya.
Tidaklah seharusnya orang menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar kecuali memiliki tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah), mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR. Ad-Dailami)
Tapi untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, kita harus melaksanakannya dulu. Ibda bi nafsik! Mulailah dari diri kita sendiri, kemudian baru menyuruh orang lain. Jika tidak, resikonya adalah dilempar ke neraka.
Pada hari kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, “Hai Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar?” Orang tersebut menjawab, “Ya benar, dahulu aku menyuruh berbuat ma’ruf, sedang aku sendiri tidak melakukannya. Aku mencegah orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri melakukannya.” (HR. Muslim)
Dalam memberi nasehat juga harus ada hari liburnya agar mereka tidak jenuh/bosan.
Nabi meniadakan pemberian pelajaran untuk beberapa hari karena khawatir kejenuhan kami. (HR. Ahmad)
Allah baru menyiksa manusia jika mereka sudah tidak mau mencegah kemungkaran yang ada di hadapannya.
Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla tidak menyiksa orang awam karena perbuatan dosa orang-orang yang khusus sehingga mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya. Kalau mereka berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam seluruhnya. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Orang yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah adalah orang yang paling banyak menasehati sesama (tentunya sesudah dia sendiri mengamalkannya).
Orang yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah yang paling banyak berkeliling di muka bumi dengan bernasihat kepada manusia (makhluk Allah). (HR. Ath-Thahawi)
Perintah Allah jelas: Menyuruh orang berbuat baik dan mencegah perbuatan yang mungkar.
Pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: “Kamu kini jelas atas petunjuk dari Robbmu, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu tidak akan lagi beramar ma’ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di kala itu yang menegakkan Al Qur’an dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
Namun tidak jarang orang karena kemewahan hidup dan cinta dunia akhirnya tidak mau lagi beramar ma’ruf nahi munkar. Bahkan karena mendapat uang atau jabatan, tidak segan-segan mereka justru mendukung kemungkaran dan mencegah perbuatan baik.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar…” [An Nuur 21]
Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah SWT sehingga bisa mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi kemungkaran serta mengajarkannya kepada orang lain.

4rm3

Penyakit Hati Sombong, Iri, dan Dengki dan Cara Mengobatinya

Hati (bahasa Arab Qalbu) adalah bagian yang sangat penting daripada manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh amal kita:
Rasulullah saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari)
Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir.
“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125]
Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi.
Kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang berbahaya serta bagaimana cara menyembuhkannya.
Sombong
Sering orang karena jabatan, kekayaan, atau pun kepintaran akhirnya menjadi sombong dan menganggap rendah orang lain. Bahkan Fir’aun yang takabbur sampai-sampai menganggap rendah Allah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Kenyataannya Fir’aun adalah manusia yang akhirnya bisa mati karena tenggelam di laut.
Allah melarang kita untuk menjadi sombong:
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’ 37]
“Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Luqman 18]
Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong:
“Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” [Al Mu’min 76]
Kita tidak boleh sombong karena saat kita lahir kita tidak punya kekuasaan apa-apa. Kita tidak punya kekayaan apa-apa. Bahkan pakaian pun tidak. Kecerdasan pun kita tidak punya. Namun karena kasih-sayang orang tua-lah kita akhirnya jadi dewasa.
Begitu pula saat kita mati, segala jabatan dan kekayaan kita lepas dari kita. Kita dikubur dalam lubang yang sempit dengan pakaian seadanya yang nanti akan lapuk dimakan zaman.
Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ “Uluumuddiin menyatakan bahwa manusia janganlah sombong karena sesungguhnya manusia diciptakan dari air mani yang hina dan dari tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran.
Bukankah Allah mengatakan pada kita bahwa kita diciptakan dari air mani yang hina:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” [Al Mursalaat 20]
Saat hidup pun kita membawa beberapa kilogram kotoran di badan kita. Jadi bagaimana mungkin kita masih bersikap sombong?
‘Ujub (Kagum akan diri sendiri)
Ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau kagum akan diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat yang kita dapat itu berasal dari Allah.
Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari orang, janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan “Alhamdulillah” karena segala puji itu hanya untuk Allah.
Iri dan Dengki
Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka dan juga sudah jadi ketentuan Allah.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’ 32]
Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu.
Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) [HR Bukhari]
Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari iri hendaknya mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah.
Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar. (HR. Abu Ya’la)
Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki:
“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]
Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita.
Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)

4rm2

Nasihat Luqman Kepada Anaknya

Luqman adalah seorang yang diberikan hikmah/kebijaksanaan oleh Allah. Satu hikmahnya adalah untuk selalu bersyukur kepada Allah:
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.  [Luqman 12]
Luqman mendidik anaknya agar tidak mempersekutukan Allah. Nasehat Luqman kepada anaknya wajib ditiru oleh ummat Islam lainnya.
Jangan Mempersekutukan Allah
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kelaliman yang besar”.  [Luqman 13]

Ummat Islam tidak boleh menyembah Tuhan selain Allah atau musyrik.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.“ [Luqman 14]
Ibu kita mengandung kita selama 9 bulan. Beliau juga sampai berdarah-darah dengan resiko kehilangan nyawa ketika melahirkan kita. Belum lagi mereka harus sabar merasakan rengekan dan tangisan kita bahkan mungkin pukulan kita ketika masih kecil. Mereka memberi kita makan, minum, pakaian, pendidikan, dan sebagainya. Sudah sepantasnya kita berbakti pada mereka.
Tidak Mengikuti Orang Tua dalam Kemaksiatan dan Berbuat Baik kepada Mereka
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” [Luqman 15]
Berbuat Baik Meski Sedikit
Lukman berkata: “Hai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan membalasinya.  Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [Luqman 16]
Mengerjakan Shalat, Menyuruh Kebaikan dan Melarang Kemungkaran, serta Bersabar
Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman 17]
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Luqman 18]
Rendah Hati dan Tidak Berkata Kasar
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” [Luqman 19]
Itulah nasihat Luqman kepada anaknya yang diabadikan oleh Allah dalam Al Qur’an. Semoga kita semua bisa mengamalkannya dan mengajarkannya kepada anak kita.

4rm1

Maize (Zea mays L. ssp. mays, pronounced /ˈmeɪz/; from Spanish: maíz after Taino mahiz,) known in many English-speaking countries as corn or mielie/mealie, is a grain domesticated by indigenous peoples in Mesoamerica in prehistoric times. The leafy stalk produces ears which contain seeds called kernels. Though technically a grain, maize kernels are used in cooking as a vegetable or starch. The Olmec and Mayans cultivated it in numerous varieties throughout central and southern Mexico, cooked, ground or processed through nixtamalization. Between 1700 and 1250 BCE, the crop spread through much of the Americas. The region developed a trade network based on surplus and varieties of maize crops. After European contact with the Americas in the late 15th and early 16th centuries, explorers and traders carried maize back to Europe and introduced it to other countries. Maize spread to the rest of the world due to its ability to grow in diverse climates. Sugar-rich varieties called sweet corn are usually grown for fresh consumption while field-corn varieties are used for animal feed and as chemical feedstocks.
Maize is the most widely grown crop in the Americas with 332 million metric tons grown annually in the United States alone (although 40% of the crop - 130 million tons - is used for corn ethanol.[1]) Transgenic maize made up 85% of the maize planted in the United States in 2009.[2] While some maize varieties grow to 12 metres (39 ft) tall,[3] most commercially grown maize has been bred for a standardized height of 2.5 metres (8.2 ft). Sweet corn is usually shorter than field-corn varieties.

Contents

[hide]

Naming conventions

Many small male flowers make up the male inflorescence, called the tassel
The term "maize" derives from the Spanish form of the indigenous Taino word maiz for the plant. This was the term used in the United Kingdom and Ireland, where it is now usually called "sweet corn", the most common form of the plant known to people there. Sweet corn is harvested earlier and eaten as a vegetable rather than a grain.[4]
Outside the British Isles, another common term for maize is "corn". This was originally the English term for any cereal crop. In North America, its meaning has been restricted since the 19th century to maize, as it was shortened from "Indian corn."[5] The term Indian corn now refers specifically to multi-colored "field corn" (flint corn) cultivars.[5]
In scientific and formal usage, "maize" is normally used in a global context. Equally, in bulk-trading contexts, "corn" is used most frequently. In the UK, Australia and other English-speaking countries, the word "corn" is often used in culinary contexts, particularly in naming products such as popcorn and corn flakes. Though it should be noted that within the United States, the term "maize" is almost totally unheard of. "Maize" is used in agricultural and scientific references.[Note 1]
In Southern Africa, maize is commonly referred to as mielie or mealie, from the Portuguese milho.[6] Mielie-meal is the ground form.

Structure and physiology

Female inflorescence, with young silk
Maize stems superficially resemble bamboo canes and the internodes can reach 44.5 centimetres (17.5 in). Maize has a distinct growth form; the lower leaves being like broad flags, generally 50–100 centimetres long and 5–10 centimetres wide (2–4 ft by 2–4 in); the stems are erect, conventionally 2–3 metres (7–10 ft) in height, with many nodes, casting off flag-leaves at every node. Under these leaves and close to the stem grow the ears. They grow about 3 millimetres a day.
Stalks, ears, and silk
The ears are female inflorescences, tightly covered over by several layers of leaves, and so closed-in by them to the stem that they do not show themselves easily until the emergence of the pale yellow silks from the leaf whorl at the end of the ear. The silks are elongated stigmas that look like tufts of hair, at first green, and later red or yellow. Plantings for silage are even denser, and achieve a lower percentage of ears and more plant matter. Certain varieties of maize have been bred to produce many additional developed ears. These are the source of the "baby corn" used as a vegetable in Asian cuisine.
Maize is a facultative long-night plant and flowers in a certain number of growing degree days > 50 °F (10 °C) in the environment to which it is adapted.[7] The magnitude of the influence that long nights have on the number of days that must pass before maize flowers is genetically prescribed and regulated by the phytochrome system.[8] Photoperiodicity can be eccentric in tropical cultivars, while the long days characteristic of higher latitudes allow the plants to grow so tall that they do not have enough time to produce seed before being killed by frost. These attributes, however, may prove useful in using tropical maize for biofuels.[9]
male flowers
The apex of the stem ends in the tassel, an inflorescence of male flowers. When the tassel is mature and conditions are suitably warm and dry, anthers on the tassel dehisce and release pollen. Maize pollen is anemophilous (dispersed by wind) and because of its large settling velocity most pollen falls within a few meters of the tassel. Each silk may become pollinated to produce one kernel of maize. Young ears can be consumed raw, with the cob and silk, but as the plant matures (usually during the summer months) the cob becomes tougher and the silk dries to inedibility. By the end of the growing season, the kernels dry out and become difficult to chew without cooking them tender first in boiling water. Modern farming techniques in developed countries usually rely on dense planting, which produces one large ear per stalk.

Seeds

Maize kernels
The kernel of maize has a pericarp of the fruit fused with the seed coat, typical of the grasses, and the entire kernel is often referred to as the seed. The cob is close to a multiple fruit in structure, except that the individual fruits (the kernels) never fuse into a single mass. The grains are about the size of peas, and adhere in regular rows round a white pithy substance, which forms the ear. An ear contains from 200 to 400 kernels, and is from 10–25 cm (4–10 in) in length. They are of various colors: blackish, bluish-gray, purple, green, red, white and yellow. When ground into flour, maize yields more flour, with much less bran, than wheat does. However, it lacks the protein gluten of wheat and, therefore, makes baked goods with poor rising capability.
A genetic variant that accumulates more sugar and less starch in the ear is consumed as a vegetable and is called sweet corn.
Immature maize shoots accumulate a powerful antibiotic substance, DIMBOA (2,4-dihydroxy-7-methoxy-1,4-benzoxazin-3-one). DIMBOA is a member of a group of hydroxamic acids (also known as benzoxazinoids) that serve as a natural defense against a wide range of pests including insects, pathogenic fungi and bacteria. DIMBOA is also found in related grasses, particularly wheat. A maize mutant (bx) lacking DIMBOA is highly susceptible to be attacked by aphids and fungi. DIMBOA is also responsible for the relative resistance of immature maize to the European corn borer (family Crambidae). As maize matures, DIMBOA levels and resistance to the corn borer decline.
Because of its shallow roots, maize is susceptible to droughts, intolerant of nutrient-deficient soils, and prone to be uprooted by severe winds.[10]

Genetics

Exotic varieties of maize are collected to add genetic diversity when selectively breeding new domestic strains.
Variegated maize ears
Many forms of maize are used for food, sometimes classified as various subspecies related to the amount of starch each had:
  • Flour corn — Zea mays var. amylacea
  • Popcorn — Zea mays var. everta
  • Dent corn  — Zea mays var. indentata
  • Flint corn — Zea mays var. indurata
  • Sweet corn — Zea mays var. saccharata and Zea mays var. rugosa
  • Waxy corn — Zea mays var. ceratina
  • Amylomaize — Zea mays
  • Pod corn — Zea mays var. tunicata Larrañaga ex A. St. Hil.
  • Striped maize — Zea mays var. japonica
This system has been replaced (though not entirely displaced) over the last 60 years by multi-variable classifications based on ever more data. Agronomic data were supplemented by botanical traits for a robust initial classification, then genetic, cytological, protein and DNA evidence was added. Now the categories are forms (little used), races, racial complexes, and recently branches.
Maize has 10 chromosomes (n=10). The combined length of the chromosomes is 1500 cM. Some of the maize chromosomes have what are known as "chromosomal knobs": highly repetitive heterochromatic domains that stain darkly. Individual knobs are polymorphic among strains of both maize and teosinte.
Barbara McClintock used these knob markers to validate her transposon theory of "jumping genes", for which she won the 1983 Nobel Prize in Physiology or Medicine. Maize is still an important model organism for genetics and developmental biology today.[11]
The Maize Genetics Cooperation Stock Center, funded by the USDA Agricultural Research Service and located in the Department of Crop Sciences at the University of Illinois at Urbana-Champaign, is a stock center of maize mutants. The total collection has nearly 80,000 samples. The bulk of the collection consists of several hundred named genes, plus additional gene combinations and other heritable variants. There are about 1000 chromosomal aberrations (e.g., translocations and inversions) and stocks with abnormal chromosome numbers (e.g., tetraploids). Genetic data describing the maize mutant stocks as well as myriad other data about maize genetics can be accessed at MaizeGDB, the Maize Genetics and Genomics Database.[12]
In 2005, the U.S. National Science Foundation (NSF), Department of Agriculture (USDA) and the Department of Energy (DOE) formed a consortium to sequence the B73 maize genome. The resulting DNA sequence data was deposited immediately into GenBank, a public repository for genome-sequence data. Sequences and genome annotations have also been made available throughout the project's lifetime at the project's official site, MaizeSequence.org.
Primary sequencing of the maize genome was completed in 2008.[13] On November 20, 2009, the consortium published results of its sequencing effort in Science.[14] The genome, 85% of which is composed of transposons, was found to contain 32,540 genes (By comparison, the human genome contains about 2.9 billion bases and 26,000 genes). Much of the maize genome has been duplicated and reshuffled by helitrons a group of rolling circle transposons.[15]

Genetic modification

Genetically modified (GM) maize is one of the 11 GM crops grown commercially in 2009.[16] Grown since 1997 in the United States and Canada, 85% of the US maize crop was genetically modified in 2009. It is also grown commercially in Brazil, Argentina, South Africa, Canada, the Philippines, Spain and, on a smaller scale, in the Czech Republic, Portugal, Egypt and Honduras.[2]

Origin

A Tripsacum grass (big) and a teosinte (small)
Several theories have been proposed about the specific origin of maize in Mesoamerica:[17][18]
  1. It may be a direct domestication of a Mexican annual teosinte, Zea mays ssp. parviglumis, native to the Balsas River valley in south-eastern Mexico, with up to 12% of its genetic material obtained from Zea mays ssp. mexicana through introgression.
  2. It may have been derived from hybridization between a small domesticated maize (a slightly changed form of a wild maize) and a teosinte of section Luxuriantes, either Z. luxurians or Z. diploperennis.
  3. It may have undergone two or more domestications either of a wild maize or of a teosinte.
  4. It may have evolved from a hybridization of Z. diploperennis by Tripsacum dactyloides. (The term "teosinte" describes all species and subspecies in the genus Zea, excluding Zea mays ssp. mays.)
In the late 1930s, Paul Mangelsdorf suggested that domesticated maize was the result of a hybridization event between an unknown wild maize and a species of Tripsacum, a related genus. However, the proposed role of Tripsacum (gama grass) in the origins of maize has been refuted by modern genetic testing, refuting Mangelsdorf’s model and the fourth listed above.[17]:40
Guila Naquitz Cave, site of one of the oldest known remains of maize
The teosinte origin theory was proposed by the Russian botanist Nikolai Ivanovich Vavilov in 1931 and the later American Nobel Prize-winner George Beadle in 1932.[17]:10 Though it had experimental support, in particular for the ability of teosinte and maize to cross-breed and produce fertile offspring, it did not explain a number of problems, among them:
  1. how the immense diversity of the species of sect. Zea originated,
  2. how the tiny archaeological specimens of 3500–2700 BC could have been selected from a teosinte, and
  3. how domestication could have proceeded without leaving remains of teosinte or maize with teosintoid traits earlier than the earliest known until recently, dating from ca. 1100 BC.
The domestication of maize is of particular interest to researchers — archaeologists, geneticists, ethnobotanists, geographers, etc. The process is thought by some to have started 7,500 to 12,000 years ago. Research from the 1950s to 1970s originally focused on the hypothesis that maize domestication occurred in the highlands between Oaxaca and Jalisco, because the oldest archaeological remains of maize known at the time were found there. Genetic studies led by John Doebley identified Zea mays ssp. parviglumis, native to the Balsas River valley and also known as Balsas teosinte, as being the crop wild relative teosinte genetically most similar to modern maize.[19] However, archaeobotanical studies published in 2009 now point to the lowlands of the Balsas River valley, where stone milling tools with maize residue have been found in a 8,700-years old layer of deposits.[20][21][22] Some of the earliest pollen remains from Latin America have been found in lake sediments from tropics of southern Mexico and upper Central America, up to Laguna Martinez and have been radiocarbon dated to around 4,700 years ago.[citation needed] Archaeological remains of early maize ears, found at Guila Naquitz Cave in the Oaxaca Valley, date back roughly 6,250 years; the oldest ears from caves near Tehuacan, Puebla, date ca. 2750 BC. Little change occurred in ear form until ca. 1100 BC when great changes appeared in ears from Mexican caves: maize diversity rapidly increased and archaeological teosinte was first deposited.
Field of maize in Liechtenstein
Perhaps as early as 1500 BC, maize began to spread widely and rapidly. As it was introduced to new cultures, new uses were developed and new varieties selected to better serve in those preparations. Maize was the staple food, or a major staple (along with squash, Andean region potato, quinoa, beans, and amaranth), of most pre-Columbian North American, Mesoamerican, South American, and Caribbean cultures. The Mesoamerican civilization was strengthened upon the field crop of maize; through harvesting it, its religious and spiritual importance and how it impacted their diet. Maize formed the Mesoamerican people’s identity. During the 1st millennium AD, maize cultivation spread from Mexico into the U.S. Southwest and during the following millennium into the U.S. Northeast and southeastern Canada, transforming the landscape as Native Americans cleared large forest and grassland areas for the new crop.[citation needed]
It is unknown what precipitated its domestication, because the edible portion of the wild variety is too small and hard to obtain to be eaten directly, as each kernel is enclosed in a very hard bi-valve shell. However, George Beadle demonstrated that the kernels of teosinte are readily "popped" for human consumption, like modern popcorn. Some have argued that it would have taken too many generations of selective breeding in order to produce large compressed ears for efficient cultivation. However, studies of the hybrids readily made by intercrossing teosinte and modern maize suggest that this objection is not well founded.
In 2005, research by the USDA Forest Service indicated that the rise in maize cultivation 500 to 1,000 years ago in what is now the southeastern United States contributed to the decline of freshwater mussels, which are very sensitive to environmental changes.[23]

Production

Methods

Young stalks
Because it is cold-intolerant, in the temperate zones maize must be planted in the spring. Its root system is generally shallow, so the plant is dependent on soil moisture. As a C4 plant (a plant that uses C4 carbon fixation), maize is a considerably more water-efficient crop than C3 plants (plants that use C3 carbon fixation) like the small grains, alfalfa and soybeans. Maize is most sensitive to drought at the time of silk emergence, when the flowers are ready for pollination. In the United States, a good harvest was traditionally predicted if the maize was "knee-high by the Fourth of July," although modern hybrids generally exceed this growth rate. Maize used for silage is harvested while the plant is green and the fruit immature. Sweet corn is harvested in the "milk stage," after pollination but before starch has formed, between late summer and early to mid-autumn. Field maize is left in the field very late in the autumn in order to thoroughly dry the grain, and may, in fact, sometimes not be harvested until winter or even early spring. The importance of sufficient soil moisture is shown in many parts of Africa, where periodic drought regularly causes famine by causing maize crop failure.
Mature plants showing ears
Maize was planted by the Native Americans in hills, in a complex system known to some as the Three Sisters. Maize provided support for beans, and the beans provided nitrogen derived from nitrogen-fixing Rhizobia bacteria which live on the roots of beans and other legumes; and squashes provided ground cover to stop weeds and inhibit evaporation by providing shade over the soil. This method was replaced by single species hill planting where each hill 60–120 cm (2.0–3.9 ft) apart was planted with 3 or 4 seeds, a method still used by home gardeners. A later technique was checked maize where hills were placed 40 inches apart in each direction, allowing cultivators to run through the field in two directions. In more arid lands this was altered and seeds were planted in the bottom of 10–12 cm (3.9–4.7 in) deep furrows to collect water. Modern technique plants maize in rows which allows for cultivation while the plant is young, although the hill technique is still used in the maize fields of some Native American reservations.
A maize heap at the harvest site, India
In North America, fields are often planted in a two-crop rotation with a nitrogen-fixing crop, often alfalfa in cooler climates and soybeans in regions with longer summers. Sometimes a third crop, winter wheat, is added to the rotation.
Many of the maize varieties grown in the United States and Canada are hybrids. Often the varieties have been genetically modified to tolerate glyphosate or to provide protection against natural pests. Glyphosate (trade name Roundup) is an herbicide which kills all plants except those with genetic tolerance. This genetic tolerance is very rarely found in nature.
In midwestern United States, low-till or no-till farming techniques are usually used. In low-till, fields are covered once, maybe twice, with a tillage implement either ahead of crop planting or after the previous harvest. The fields are planted and fertilized. Weeds are controlled through the use of herbicides, and no cultivation tillage is done during the growing season. This technique reduces moisture evaporation from the soil and thus provides more moisture for the crop. The technologies mentioned in the previous paragraph enable low-till and no-till farming. Weeds compete with the crop for moisture and nutrients, making them undesirable.
Mature field maize ears
Before World War II, most maize in North America was harvested by hand (as it still is in most of the other countries where it is grown). This involves a large numbers of workers and associated social events (husking or shucking bees). Some one and two-row mechanical pickers were in use but the maize combine was not adopted until after the War. By hand or mechanical picker, the entire ear is harvested which then requires a separate operation of a maize sheller to remove the kernels from the ear. Whole ears of maize were often stored in corn cribs and these whole ears are a sufficient form for some livestock feeding use. Few modern farms store maize in this manner. Most harvest the grain from the field and store it in bins. The combine with a maize head (with points and snap rolls instead of a reel) does not cut the stalk; it simply pulls the stalk down. The stalk continues downward and is crumpled in to a mangled pile on the ground. The ear of maize is too large to pass between slots in a plate as the snap rolls pull the stalk away, leaving only the ear and husk to enter the machinery. The combine separates out the husk and the cob, keeping only the kernels.

Quantity

Worldwide maize production
Harvesting maize during the record 2009 season in Jones County, Iowa
Maize is widely cultivated throughout the world, and a greater weight of maize is produced each year than any other grain. The United States produces 40% of the world's harvest; other top producing countries include China, Brazil, Mexico, Indonesia, India, France and Argentina. Worldwide production was 817 million tonnes in 2009—more than rice (678 million tonnes) or wheat (682 million tonnes).[24] In 2009, over 159 million hectares of maize were planted worldwide, with a yield of over 5 tonnes/hectare. Production can be significantly higher in certain regions of the world; 2009 forecasts for production in Iowa were 11614 kg/ha.[25][Note 2] "There is conflicting evidence to support the hypothesis that maize yield potential has increased" over the past few decades.[26]
Top ten maize producers in 2009
Country Production (tonnes) Note
 United States 333,010,910
 China 163,118,097
 Brazil 51,232,447
 Mexico 20,202,600
 Indonesia 17,629,740
 India 17,300,000
 France 15,299,900
 Argentina 13,121,380
 South Africa 12,050,000
 Ukraine 10,486,300
 World 817,110,509 [A]
No symbol = official figure, A = Aggregate (may include official, semi-official or estimates).[24]

United States

In 2010, the maize planted area for all purposes in the US was estimated at 35 million hectares,[27] following an increasing trend since 2008.[28] About 14% of the harvested corn area is irrigated.[29]

Pests

Insects

The susceptibility of maize to the European corn borer, and the resulting large crop losses, led to the development of transgenic expressing the Bacillus thuringiensis toxin. "Bt maize " is widely grown in the United States and has been approved for release in Europe.

Diseases

Uses

Dried maize mote, also known as hominy, is used in Mexican cuisine
Cut Sweet White corn

Human food

Maize and cornmeal (ground dried maize) constitute a staple food in many regions of the world. Introduced into Africa by the Portuguese in the 16th century, maize has become Africa's most important staple food crop.[30] Maize meal is made into a thick porridge in many cultures: from the polenta of Italy, the angu of Brazil, the mămăligă of Romania, to mush in the U.S. (called grits in the South) or the food called mealie pap in South Africa and sadza, nshima and ugali in other parts of Africa. Maize meal is also used as a replacement for wheat flour, to make cornbread and other baked products. Masa (cornmeal treated with lime water) is the main ingredient for tortillas, atole and many other dishes of Mexican food.
Popcorn consists of kernels of certain varieties that explode when heated, forming fluffy pieces that are eaten as a snack. Roasted dried maize cobs with semi-hardened kernels, coated with a seasoning mixture of fried chopped spring onions with salt added to the oil, is a popular snack food in Vietnam. Cancha, which are roasted maize chulpe kernels, are a very popular snack food in Peru, and also appears in traditional Peruvian ceviche. An unleavened bread called Makki di roti is a popular bread eaten in the Punjab region of India and Pakistan.
Chicha and "chicha morada" (purple chicha) are drinks typically made from particular types of maize. The first one is fermented and alcoholic, the second is a soft drink commonly drunk in Peru. Corn flakes are a common breakfast cereal in North America and the United Kingdom, and found in many other countries all over the world.
Maize can also be prepared as hominy, in which the kernels are soaked with lye in a process called nixtamalization; or grits, which are coarsely ground hominy. These are commonly eaten in the Southeastern United States, foods handed down from Native Americans, who called the dish sagamite.
The Brazilian dessert canjica is made by boiling maize kernels in sweetened milk. Maize can also be harvested and consumed in the unripe state, when the kernels are fully grown but still soft. Unripe maize must usually be cooked to become palatable; this may be done by simply boiling or roasting the whole ears and eating the kernels right off the cob. Sweetcorn, a genetic variety that is high in sugars and low in starch, is usually consumed in the unripe state. Such corn on the cob is a common dish in the United States, Canada, United Kingdom, Cyprus, some parts of South America, and the Balkans, but virtually unheard of in some European countries. Corn on the cob was hawked on the streets of early 19th-century New York City by poor, barefoot "Hot Corn Girls", who were thus the precursors of hot-dog carts, churro wagons, and fruit stands seen on the streets of big cities today.[31] The cooked unripe kernels may also be shaved off the cob and served as a vegetable in side dishes, salads, garnishes, etc. Alternatively, the raw unripe kernels may also be grated off the cobs and processed into a variety of cooked dishes, such as maize purée, tamales, pamonhas, curau, cakes, ice creams, etc.
A roadside vendor selling steamed maize in India
Sweetcorn, yellow, raw (seeds only)
Nutritional value per 100 g (3.5 oz)
Energy 360 kJ (86 kcal)
Carbohydrates 19.02 g
- Sugars 3.22 g
- Dietary fiber 2.7 g
Fat 1.18 g
Protein 3.22 g
- Tryptophan 0.023 g
- Threonine 0.129 g
- Isoleucine 0.129 g
- Leucine 0.348 g
- Lysine 0.137 g
- Methionine 0.067 g
- Cystine 0.026 g
- Phenylalanine 0.150 g
- Tyrosine 0.123 g
- Valine 0.185 g
- Arginine 0.131 g
- Histidine 0.089 g
- Alanine 0.295 g
- Aspartic acid 0.244 g
- Glutamic acid 0.636 g
- Glycine 0.127 g
- Proline 0.292 g
- Serine 0.153 g
Water 75.96 g
Vitamin A equiv. 9 μg (1%)
- lutein and zeaxanthin 644 μg
Thiamine (Vit. B1) 0.200 mg (15%)
Niacin (Vit. B3) 1.700 mg (11%)
Folate (Vit. B9) 46 μg (12%)
Vitamin C 6.8 mg (11%)
Iron 0.52 mg (4%)
Magnesium 37 mg (10%)
Potassium 270 mg (6%)
One ear of medium size (6-3/4" to 7-1/2" long)
maize has 90 grams of seeds
Percentages are relative to US recommendations for adults.
Source: USDA Nutrient database
Maize is a major source of starch. Cornstarch (maize flour) is a major ingredient in home cooking and in many industrialized food products. Maize is also a major source of cooking oil (corn oil) and of maize gluten. Maize starch can be hydrolyzed and enzymatically treated to produce syrups, particularly high fructose corn syrup, a sweetener; and also fermented and distilled to produce grain alcohol. Grain alcohol from maize is traditionally the source of bourbon whiskey. Maize is sometimes used as the starch source for beer. Within the United States, the usage of maize for human consumption constitutes about 1/40th of the amount of grown in the country. In the United States and Canada maize is mostly grown to feed for livestock, as forage, silage (made by fermentation of chopped green cornstalks), or grain. Maize meal is also a significant ingredient of some commercial animal food products, such as dog food.
Maize is also used as a fish bait, called "dough balls". It is particularly popular in Europe for coarse fishing.

Alternative medicine

Stigmas from female maize flowers, popularly called corn silk, are sold as herbal supplements.

Chemicals

Starch from maize can also be made into plastics, fabrics, adhesives, and many other chemical products.
The corn steep liquor, a plentiful watery byproduct of maize wet milling process, is widely used in the biochemical industry and research as a culture medium to grow many kinds of microorganisms.[32]

Biofuel

"Feed maize" is being used increasingly for heating;[citation needed] specialized corn stoves (similar to wood stoves) are available and use either feed maize or wood pellets to generate heat. Maize cobs are also used as a biomass fuel source. Maize is relatively cheap and home-heating furnaces have been developed which use maize kernels as a fuel. They feature a large hopper that feeds the uniformly sized maize kernels (or wood pellets or cherry pits) into the fire.
Maize is increasingly used as a feedstock for the production of ethanol fuel.[citation needed] Ethanol is mixed with gasoline in order to decrease the amount of pollutants emitted when used to fuel motor vehicles. High fuel prices in mid 2007 led to higher demand for ethanol, which in turn lead to higher prices paid to farmers for maize. This led to the 2007 harvest being one of the most profitable maize crops in modern history for farmers. Because of the relationship between fuel and maize, prices paid for the crop now tend to track the price of oil.[citation needed]
The price of food is affected to a certain degree by the use of maize for biofuel production. The cost of transportation, production, and marketing are a large portion (80%) of the price of food in the United States. Higher energy costs affect these costs, especially transportation. The increase in food prices the consumer has been seeing is mainly due to the higher energy cost. The effect of biofuel production on other food crop prices is indirect. Use of maize for biofuel production increases the demand, and therefore price of maize. This in turn results in farm acreage being diverted from other food crops to maize production. This reduces the supply of the other food crops and increases their prices.[33][34]
Farm-based maize silage digester located near Neumünster in Germany, 2007. Green inflatable biogas holder is shown on top of the digester
Maize is widely used in Germany as a feedstock for biogas plants. Here the maize is harvested, shredded then placed in silage clamps from which it is fed into the biogas plants. This process makes use of the whole plant rather than simply utilizing the cob as in the production of fuel ethanol.
A biomass gasification power plant in Strem near Güssing, Burgenland, Austria began in 2005. Research is being done to make diesel out of the biogas by the Fischer Tropsch method.
Increasingly ethanol is being used at low concentrations (10% or less) as an additive in gasoline (gasohol) for motor fuels to increase the octane rating, lower pollutants, and reduce petroleum use (what is nowadays also known as "biofuels" and has been generating an intense debate regarding the human beings' necessity of new sources of energy, on the one hand, and the need to maintain, in regions such as Latin America, the food habits and culture which has been the essence of civilizations such as the one originated in Mesoamerica; the entry, January 2008, of maize among the commercial agreements of NAFTA has increased this debate, considering the bad labor conditions of workers in the fields, and mainly the fact that NAFTA "opened the doors to the import of maize from the United States, where the farmers who grow it receive multi-million dollar subsidies and other government supports. (...) According to OXFAM UK, after NAFTA went into effect, the price of maize in Mexico fell 70% between 1994 and 2001. The number of farm jobs dropped as well: from 8.1 million in 1993 to 6.8 million in 2002. Many of those who found themselves without work were small-scale maize growers.").[35] However, introduction in the northern latitudes of the U.S. of tropical maize for biofuels, and not for human or animal consumption, may potentially alleviate this.
As a result of the U.S. federal government announcing its production target of 35 billion gallons of biofuels by 2017, ethanol production will grow to 7 billion gallons by 2010, up from 4.5 billion in 2006, boosting ethanol's share of maize demand in the U.S. from 22.6 percent to 36.1 percent.[36]

Ornamental and other uses

Some forms of the plant are occasionally grown for ornamental use in the garden. For this purpose, variegated and colored leaf forms as well as those with colorful ears are used. Size-superlative types, having reached 34 ft (10 m) tall, cobs 2 ft (61 cm) long, or 1 in (2.5 cm) kernels, have been popular for at least a century.[37][38] Corncobs can be hollowed out and treated to make inexpensive smoking pipes, first manufactured in the United States in 1869.
Children playing in a maize kernel box
An unusual use for maize is to create a corn maze (or maize maze) as a tourist attraction. The idea of a maize maze was introduced by Adrian Fisher, one of the most prolific designers of modern mazes, with The American Maze Company who created a maze in Pennsylvania in 1993. Traditional mazes are most commonly grown using yew hedges, but these take several years to mature. The rapid growth of a field of maize allows a maze to be laid out using GPS at the start of a growing season and for the maize to grow tall enough to obstruct a visitor's line of sight by the start of the summer. In Canada and the U.S., these are popular in many farming communities.
Maize kernels can be used in place of sand in a sandboxlike enclosure for children's play.[39]
Additionally feed corn is sometimes used by hunters to bait animals such as deer or wild hogs.

Fodder

Maize makes a greater quantity of epigeous mass than other cereal plants, so can be used for fodder. Digestibility and palatability are higher when ensiled and fermented, rather than dried.

As a commodity

Maize as a commodity is bought and sold by investors and price speculators as a tradable commodity. It is referred to as a corn futures contract. Corn futures contracts are traded on the Chicago Board of Trade (CBOT) under ticker symbol C. They are delivered every year in March, May, July, September, and December.[40]

U.S. usage breakdown

The breakdown of usage of the 12.1 billion bushel 2008 U.S. maize crop was as follows, according to the World Agricultural Supply and Demand Estimates Report by the USDA.[41]
  • 5,250 million bu. - Livestock feed
  • 3,650 million bu. - Ethanol production
  • 1,850 million bu. - Exports
  • 943 million bu. - Production of Starch, Corn Oil, Sweeteners (HFCS,etc.)
  • 327 million bu. - Human consumption - grits, corn flour, corn meal, beverage alcohol

Comparison to other staple foods

Synopsis[42] of
Staple food ~composition:
Amaranth
[Note 3]
Wheat
[Note 4]
Rice
[Note 5]
Sweetcorn
[Note 6]
Potato
[Note 7]
Component (per 100g portion) Amount Amount Amount Amount Amount
water (g) 11 11 12 76 82
energy (kJ) 1554 1506 1527 360 288
protein (g) 14 23 7 3 1.7
fat (g) 7 10 1 1 0.1
carbohydrates (g) 65 52 79 19 16
fiber (g) 7 13 1 3 2.4
sugars (g) 1.7 0.1 >0.1 3 1.2
iron (mg) 7.6 6.3 0.8 0.5 0.5
manganese (mg) 3.4 13.3 1.1 0.2 0.1
calcium (mg) 159 39 28 2 9
magnesium (mg) 248 239 25 37 21
phosphorus (mg) 557 842 115 89 62
potassium (mg) 508 892 115 270 407
zinc (mg) 2.9 12.3 1.1 0.5 0.3
panthothenic acid (mg) 1.5 0.1 1.0 0.7 0.3
vitB6 (mg) 0.6 1.3 0.2 0.1 0.2
folate (µg) 82 281 8 42 18
thiamin (mg) 0.1 1.9 0.1 0.2 0.1
riboflavin (mg) 0.2 0.5 >0.1 0.1 >0.1
niacin (mg) 0.9 6.8 1.6 1.8 1.1

Hazards

Pellagra

When maize was first introduced into other farming systems than those used by traditional native-American peoples, it was generally welcomed with enthusiasm for its productivity. However, a widespread problem of malnutrition soon arose wherever maize was introduced as a staple food. This was a mystery since these types of malnutrition were not normally seen among the indigenous Americans, for whom maize was the principal staple food.[43]
It was eventually discovered that the indigenous Americans had learned to soak maize[citation needed] in alkali-water—made with ashes and lime (calcium oxide) by Mesoamericans and North Americans—which liberates the B-vitamin niacin, the lack of which was the underlying cause of the condition known as pellagra. This alkali process is known by its Nahuatl (Aztec)-derived name: nixtamalization. Besides the lack of niacin, pellagra was also characterized by protein deficiency, a result of the inherent lack of two key amino acids in pre-modern maize, lysine and tryptophan. Nixtamalisation was also found to increase the availability of lysine and tryptophan to some extent, but more importantly, the indigenous Americans had also learned to balance their consumption of maize with beans and other protein sources such as amaranth and chia, as well as meat and fish, in order to acquire the complete range of amino acids for normal protein synthesis.
Maize was introduced into the diet of non-indigenous Americans without the necessary cultural knowledge acquired over thousands of years in the Americas. In the late 19th century pellagra reached epidemic proportions in parts of the southern U.S., as medical researchers debated two theories for its origin: the deficiency theory (which was eventually shown to be true) said that pellagra was due to a deficiency of some nutrient, and the germ theory said that pellagra was caused by a germ transmitted by stable flies. In 1914 the U.S. government officially endorsed the germ theory of pellagra, but rescinded this endorsement several years later when the evidence grew against it. By the mid-1920s the deficiency theory of pellagra was becoming scientific consensus, and the theory was validated in 1932 when niacin deficiency was determined to be the cause of the illness.
Once alkali processing and dietary variety were understood and applied, pellagra disappeared in the developed world. The development of high lysine maize and the promotion of a more balanced diet has also contributed to its demise. Pellagra still exists today in food-poor areas and refugee camps where people survive on donated maize.[44]

Allergy

Maize contains lipid transfer protein, an indigestible protein that survives cooking. This protein has been linked to a rare and understudied allergy to maize in humans.[45] The allergic reaction can cause skin rash, swelling or itching of mucous membranes, diarrhea, vomiting, asthma and, in severe cases, anaphylaxis. It is unclear how common this allergy is in the general population.

In art

Gold maize. Moche culture 300 A.D., Larco Museum, Lima, Peru
Water tower in Rochester, Minnesota being painted as an ear of maize
Maize has been an essential crop in the Andes since the pre-Columbian Era. The Moche culture from Northern Peru made ceramics from earth, water, and fire. This pottery was a sacred substance, formed in significant shapes and used to represent important themes. Maize represented anthropomorphically as well as naturally.[46]
In the United States, maize ears along with tobacco leaves are carved into the capitals of columns in the U.S. Capitol building. Maize itself is sometimes used for temporary architectural detailing when the intent is to celebrate the fall season, local agricultural productivity and culture. Bundles of dried maize stalks are often displayed often along with pumpkins, gourds and straw in autumnal displays outside homes and businesses. A well-known example of architectural use is the Corn Palace in Mitchell, South Dakota, which utilizes cobs of colored maize to implement a mural design that is recycled annually.
A maize stalk with two ripe cobs is depicted on the reverse of the Croatian 1 lipa coin, minted since 1993.[47]